Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sampah Antariksa Jatuh di Sumenep, LAPAN Sebut Sampah Terbesar dan Terbanyak

Jatuhnya sampah antariksa di Kabupaten Sumenep bukan untuk yang pertama kalinya terjadi di Indonesia.

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
zoom-in Sampah Antariksa Jatuh di Sumenep, LAPAN Sebut Sampah Terbesar dan Terbanyak
Tribun Jabar/Teuku Guchi
Empat benda misterius yang jatuh di Sumenep dipamerkan di kantor pusat sains antariksa LAPAN di Bandung. Empat sampah antariksa itu terdiri atas tiga tangki yang bertekanan dan dibungkus (Composite overwrapped pressurized vessel) dan pecahan kontrol panel atau sistem kontrol roket. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Jatuhnya sampah antariksa di Kabupaten Sumenep bukan untuk yang pertama kalinya terjadi di Indonesia.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mencatat ada tiga sampah antariksa lainnya yang pernah jatuh di beberapa wilayah Indonesia.

"Ini yang keempat dan yang bisa diindetifikasi," kata Kepala Lapan,

Thomas Djamaluddin, kepada wartawan di di kantor pusat sains antariksa Lapan, Jalan dr Djundjunan, Kota Bandung, Jumat (7/10/2016).

Sampah antariksa yang jatuh pertama kali di Indonesia, kata Thomas, terjadi pada 1981.

Sampah antariksa yang jatuh itu merupakan bagian roket peluncur satelit yang jatuh di Gorontalo.

Berita Rekomendasi

Adapun sampah antariksa itu berbentuk bola dengan diameter sekitar 1 meter.

Adapun sampah antariksa yang kedua, kata dia, jatuh di Lampung pada 1988.

Serupa dengan sampah antariksa yang pertama, sampah antariksa itu berbentuk bola dengan diameter sekitar 1 meter.

Berdasarkan hasil indentifikasi, sampah itu merupakan bagian roket peluncur satelit milik Rusia.

"Ketiga pada 2003 itu ada lempeng pecahan roket yang jatuh di Bengkulu. Ukurannya 60x60 sentimeter. Untuk peristiwa yang keempat ini paling besar dan banyak," kata Thomas.

Thomas mengatakan, keberadaan sampah antariksa yang masih mengorbit pada bumi itu sangat banyak.

Jumlanya, kata dia, mencapai 17.800 yang ukurannya yang ukurannya lebih dari kepalangan tangan orang dewasa.

Dari belasan ribu sampah antariksa itu belum dikethaui kapan sampah antariksa itu terjatuh ke permukaan bumi lantaran tidak bisa diprediksi.

Menurutnya, hanya ada beberapa sampah antariksa yang jatuhnya dapat diprediksi lantaran bisa dikendalikan.

Antara lain laboratroium antariksa milik rusia yang jatuh pada 2003 dan sky lab milik Amerika serikat yang jatuh pada 1980.

"Semua diarahkan di lautan pasifik selatan. Selebihnya belum ada sampah antariksa yang jatuh secara terkontrol."

"Umumnya kalau objek yang jatuh besar itu akan ada peringatan dan ada informasi dari negara
pemilik," kata Thomas. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas