Ahli Laut UNESCO Pernah Jadi Korban Ganasnya Gelombang Pantai Selatan
Kasus terseret rip current atau arus retas atau yang populer dengan terseret ombak bisa terjadi secara mendadak dan tanpa diduga.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Kasus terseret rip current atau arus retas atau yang populer dengan terseret ombak bisa terjadi secara mendadak dan tanpa diduga.
Pakar Geomorfologi Pesisir Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Sunarto mengatakan orang bisa saja terlena saat di pantai dan menjadi korban.
Saat ditemui awal pekan ini, Prof Sunarto menjelaskan bagaimana bahaya dan mematikannya arus retas atau rip current yang menjadi penyebab utama kasus kecelakaan laut di pantai-pantai pesisir selatan DIY.
Termasuk upaya-upaya yang bisa dilakukan jika terseret arus retas ini.
Rombongannya dari Fakultas Geografi UGM saat mengadakan praktikum di pantai selatan Gunungkidul pun pernah mengalami kejadian tersebut. Yakni pada 1986 lalu.
"Dulu kami mengadakan praktikum dengan ahli laut dari UNESCOdi pantai Gunungkidul. Saat itu tiga orang guru dariUNESCO jalan-jalan mencari lokasi, pas di pantai Drini dirasa cocok untuk praktikum karena diapit oleh pulau Drini," cerita Prof Sunarto.
"Itu ahli laut semua, ketika sedang jalan-jalan di pantai, mendadak ada gelombang yang datang. Memutar pulau drini dari timur ke barat dan semua tiga orang itu terbawa," lanjutnya.
Praktis hal tersebut mengagetkan, dua orang ahli laut tersebut menurut Prof Sunarto berhasil menyelamatkan diri.
Begitu terseret arus yang kecepatannya bisa sampai dua meter per detik ini, dua orang ahli laut tersebut berenang keluar dari tali arus ke kanan dan ke kiri.
Sementara itu satu ahli lainnya terus terseret dan akhirnya hilang, hingga saat ini jenazahnya tidak pernah diketemukan.
"Menurut masyarakat sekitar karena kejadian hari Jumat kemungkinan tidak bisa ditemukan, namun ya itu mitosnya," ujar Prof Sunarto. Seperti diketahui, selama ini kasus terseret ombak di pantai selatan selalu dikaitkan dengan beberapa mitos.
Tak Selalu Merugikan
Menurut Prof Sunarto, arus yang mematikan itu tidak selalu merugikan. Untuk wisatawan memang diharapkan untuk waspada dengan wilayah yang memiliki rip current.
Sementara rip current memiliki manfaat bagi nelayan dan peselancar. Karena arus yang bisa mendorong dengan kuat adanya rip current banyak dimanfaatkan nelayan sebagai jalur untuk menuju tengah laut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.