Sekolah Kami Mirip Laskar Pelangi, Kalau Hujan Bocor dan Gedung Reyot Hampir Roboh
SDN Kofi terletak di Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang. Jaraknya sekitar 1 jam bila ditempuh dari Kota Kupang. Tapi kondisinya mengenaskan.
Penulis: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - "Sekolah kami mirip sekolah Laskar Pelangi. Kalau hujan, saya suruh anak-anak menepi sedikit mencari tempat yang tidak ditetesi air hujan. Guru-guru terpaksa pakai sepatu lumpur"
Begitulah keluh kesah Kepala Sekolah SDN Kofi, Nikodemus Timatyus Paut kepada Tribunnews akhir pekan lalu.
SDN Kofi terletak di Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang. Jaraknya sekitar 1 jam bila ditempuh dari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk mencapai lokasi SDN Kofi sebenarnya tidak terlalu sulit. Dari Kota Kupang, tinggal mengarah ke timur dengan melintas Jl Trans Timor atau Poros Tengah.
SDN Kofi yang berada di Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang, NTT dengan kondisi bangunan yang hampir roboh
Tanya saja ke arah Fatuleu. Kawasan tersebut lumayan terkenal lantaran bukit dan batu besar yang menjulang sehigga membuat kawasan tersebut cukup indah.
Jalanan menuju Fatuleu jangan bayangkan seperti pelosok Papua yang masih berkubang lumpur.
Jalanan beraspal dan mulus. Bahkan nyaris tak ada lubang.
Sekolah SDN Kofi juga persis di pinggir jalan raya Fatuleu. Posisi sekolah berada di bawah sehingga jelas terlihat dari jalan utama Fatuleu.
SDN Kofi yang berada di Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang, NTT dengan kondisi bangunan yang hampir roboh
Namun begitu melihat ke bawah, terpampang bangunan mirip gubuk dengan bentuk memanjang.
Di depan bangunan mirip Gubuk terpampang papan nama SDN Kofi dari kertas putih yang mulai sobek di beberapa bagian.
Reyot
Jika anda pernah mengunjungi sekolah Laskar Pelangi di Belitung yang membawa nama Andrea Hirata mendunia, anda pasti tak percaya di zaman sekarang masih ada sekolah yang buruknya melebihi sekolah Andrea Hirata waktu tahun 1980-an itu.
Bangunan gubuk itu berbentuk memanjang sekitar 60 x 10 meter. Dari depan terlihat tiga pintu masuk.
Namun jangan bayangkan ada daun pintu untuk menutup ruangan tersebut. Lantaran tak ada daun pintu, anjing-anjing peliharaan warga pun bisa berkeliaran keluar masuk saat siswa sedang belajar.