Tradisi Unik Pernikahan, Dari Tradisi Amplop Hingga Larangan Senyum di Resepsi
Jika biasanya hanya diberi nama penyumbang, ada pula yang melakukan tradisi amplop sumbangan diberi nomer urut datang.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Penyelenggaraan pesta pernikahan di setiap daerah akan berbeda-beda, bergantung pada adat istiadatnya.
Tak jarang, perbedaan tersebut membuat dahi berkerut karena dianggap unik atau bahkan aneh.
Salah satu tradisi yang banyak ditemui adalah amplop atau sumbangan pernikahan.
Jika biasanya hanya diberi nama penyumbang, ada pula yang melakukan tradisi amplop sumbangan diberi nomer urut datang.
Jadi pemilik hajat akan tahu siapa, menyumbang berapa saat menghadiri pesta pernikahan.
Tradisi unik ini terjadi di daerah Ngawi, Jawa Timur. Setiap pesta pernikahan digelar, pasti ditugaskan dua orang yang bertugas untuk menjaga kotak amplop.
Bila ada tamu yang memberikan amplop, mereka akan langsung mencatat nomor urut, lalu memasukkan nomor itu ke dalam buku rekapan.
Buku rekapan itu terdiri dari nomor, nama, alamat dan besarnya uang yang disumbangkan kata sumber Tribun Jogja warga setempat.
Untuk besarnya sumbangan ditulis sendiri oleh si pemilik hajat, ketika acara sudah selesai.
Ia tinggal mengurutkan nomor urut di amplop dan buku rekapan, lalu memasukkan besarnya sumbangan masing-masing tamu.
Cara ini diyakini dapat mendatangkan dua manfaat.
Selain untuk menjadi pengingat pemilik hajatan ketika kelak akan menyumbang ke pemberi amplop, ini juga sangat membantu untuk mengetahui apakah ada amplop yang hilang atau tidak.
Masyarakat setempat meyakini, amplop yang hilang bisa karena terselip, atau bisa juga dibawa oleh tuyul.
Tidak hanya amplop uang, barang-barang yang dibawa ibu-ibu saat akan menyumbang seperti gula dan teh juga dicatat.
Ada pula tradisi Pengantin Tidak Boleh Tersenyum.
Pengantin pria dan wanita tersenyum di pelaminan adalah hal yang sangat lumrah.
Namun tidak demikian dengan yang terjadi di Congo.
Di sana, mempelai pria dan wanita tidak dibolehkan tersenyum selama acara pernikahan.
Senyuman dianggap sebagai ekspresi ejekan bagi nilai dan keyakinan masyarakat setempat.
Ada tradisi unik lain? (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.