Ungkap 18 Kg Sabu, Kapolda Kalbar Janjikan Penghargaan Bagi Personel
Piagam penghargaanakan bermanfaat bagi jajaran Sat Reskrim Polresta Pontianak saat akan melanjutkan pendidikan kepolisian
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK- Kapolda Kalbar, Irjen Pol Musyafak menegaskan, dengan keberhasilan jajaran Sat Reskrim Polresta Pontianak mengungkap 18 kilogram sabu-sabu dari dua tersangka.
"Saya sudah menyampaikan ke seluruh jajaran, anggota yang bisa mengungkap narkoba di atas 10 kilogram, mereka yang pertama akan mendapatkan penghargaan dari Kapolda, walaupun bentuknya piagam," tegas Kapolda didampingi Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Iwan Imam Susilo dan jajaran Sat Reskrim Polresta Pontianak, di Mapolda Kalbar, Senin (7/11/201/6).
Piagam penghargaan tersebut, menurut Musyafak nantinya akan bermanfaat bagi jajaran Sat Reskrim Polresta Pontianak yang berprestasi ini, saat akan melanjutkan ke pendidikan selanjutnya.
"Piagam ini akan bermanfaat bagi yang bersangkutan di saat mau sekolah. Nanti akan menjadi talent scouting-nya Kapolda. Saya kira untuk sekolah ini, satu credit point ini saya kira bermanfaat sekali," jelasnya.
Setiap paket sabu-sabu yang berjumlah 18 paket, dengan berat total diperkirakan 18 kilogram, terlihat dikemas dengan sangat rapi, terbalut kantong putih transparan.
Kapolda Kalbar menilai, jika sabu-sabu tersebut berhasil beredar. Maka tak dapat dibayangkan, berapa orang yang akan dirusak barang haram tersebut.
"Ini kalau dikonsumsi, kalau nol koma sekian saja orang bisa pingsan. Kalau satu kilogram silahkan bayangkan," ujarnya.
Hingga saat ini pengungkapan paket narkoba jenis sabu-sabu yang berhasil terungkap ini, menurut Kapolda hanya melintasi Kota Pontianak.
"Sampai dengan sekarang ini masih transit, kalau melihat kendaraannya, Nopol-nya B, B itu dimana, Jakarta kan," terangnya.
Temuan ini juga sudah diinformasikan pihaknya ke Senior Liaison Officer (SLO) di Malaysia, melalui Liaison Officer (LO) di Pontianak.
"Sudah diinformasikan ke Malaysia, kami melalui LO di sini. Kami informasikan kepada mereka, pekan depan kami juga akan ke Kuching (Malaysia) berkaitan dengan perbatasan," ungkap Musyafak.
Dalam lawatannya nanti, jajaran Polda Kalbar dan instansi terkait, akan membicarakan hal-hal terkait narkoba hingga penyelundupan barang-barang ilegal.
"Ini memang harus ketat, di Malaysia perbatasannya harus ketat, di kita pun kalau ketat kan nggak mungkin sampai di sini (Pontianak). Kedua belah pihak harus saling menjaga perbatasan, selama barang itu masih bisa masuk ke Indonesia, artinya ada kelemahan di perbatasan itu," tegas Kapolda.
Kapolda menjelaskan, dapat rapat bersama di Kuching (Malaysia) nanti, ia akan mengirim beberapa Direktur Reserse dan Kapolres dari wilayah perbatasan.
"Saya kirim ada beberapa Dir dalam rapat di Kuching itu, karena ada menyangkut narkoba, menyangkut ekonomi, ada juga dari Kapolres perbatasan," jelasnya.
Untuk penjagaan di jalur-jalur tikus, Kapolda menyebutkan sudah ada kerjasama antara TNI/ Polri dalam menjaga wilayah perbatasan Indonesia, khususnya di Kalbar.
"Saya kira di jalur tikus juga dijaga rekan-rekan kita dari Pamtas, di sana kan ada dua Batalyon. Menurut saya semua penting di sini, peran masyarakat juga penting, apalagi Polisi di sinikan jumlahnya juga sedikit, namun bukan sedikit menjadi alasan, tidak juga, buktinya banyak yang ditangkap," urainya.
Kapolda mengakui lemahnya pengawasan di perbatasan dapat disebabkan minimnya peralatan yang dapat memonitor barang-barang yang melintasi perbatasan.
"Peralatannya di sana tidak ada yang bisa untuk memonitor, namanya jalur tikus itukan tidak ada peralatan. Di situkan berhadapan masyarakat dengan masyarakat. Masyarakat Kalbar ada yang tinggal juga di Malaysia, orang Malaysia juga ada yang tinggal di Kalbar. Jadi di situ sudah memang kampungnya nyambung, ini menjadi kendala pengawasan," katanya.