Bupati akan Usulkan Tiga Pahlawan Asal Pesantren Jombang Masuk Kurikulum Sekolah Formal
Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko, akan mengusulkan sejarah perjuangan tiga pahlawan nasional asal pesantren di Jombang masuk kurikulum
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko, akan mengusulkan sejarah perjuangan tiga pahlawan nasional asal pesantren di Jombang masuk kurikulum pendidikan formal atau sekolah.
“Kami akan membahas gagasan ini dengan legislatif, bagaimana formatnya. Sudah seharusnya sejarah ketiga pahlawan asal pesantren Jombang itu masuk buku sejarah sekolah formal," tutur Nyono kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Pernyataan Nyono itu menjawab wartawan usai ziarah makam KH Wahab Chasbullah, pahlawan nasional asal Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, di makam pesantren setempat, Kamis (10/11/2016).
Nyono Suharli disertai Wabup Mundjidah Wahab, Kapolres Jombang AKBP Agung Marliyanto, Dandim 0814, Letkol Arh Fathurrahman dalam rangkaian peringatan hari pahlawan 10 November.
Dikatakan Nyono, usulan masuknya ketiga pahlawan nasional asal pesantren dalam kurikulum mata pelajaran sejarah ini diharapkan bisa menjadi teladan bagi pelajar dan generasi bangsa untuk melanjutkan perjuangan pendahulunya.
”Tidak hanya untuk kurikulum muatan lokal, kami akan mengusulkan ke pusat nantinya. Sehingga sejarah perjuangan ulama bisa diketahui dan diteladani generasi bangsa,” tambah Nyono.
Rencana Nyono mengusulkan sejarah tiga pahlawan asal pesantren Jombang masuk kurikulum pendidikan formal ditanggapi positif oleh Dewan Pendidikan (DP) Kabupaten Jombang.
Melalui Ketuanya, Handi Widyawan, DP berjanji mengawal usulan tersebut saat dibahas dengan legislatif.
"Ini usulan yang basgus. Dan memang sudah seharusnya sejarah ketiga pahlawan asal pesantren Jombang itu masuk buku sejarah pada sekolah formal," cetus Handi.
Ketiga pahlawan nasional asal pesantren di Jombang itu sendiri adalah KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah. Ketiga tokoh ini memiliki jasa besar dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Menurut Handi, hingga sekarang, kiprah tiga pahlawan asal pesantren Jombang itu belum dimasukkan buku mata pelajaran sejarah pada pendidikan formal. Sehingga banyak pelajar dan generasi muda tidak tahu jasa ketiga pahlawan asal pesantren itu.
"Padahal ketiga pahlawan asal pesantren Jombang itu memiliki peran sangat besar melawan Belanda dan Jepang," kata Handi Widyawan.
Misalnya, sambung Handi, peran KH Hasyim Asyari. Menurut Handi, KH Asyari sangat besar karena dialah mencetuskan atau mengeluarkan fatwa resolusi jihad pada 22 Oktober 1945.
"Sehingga umat Islam di Jawa Timur semakin bersemangat melawan penjajah, dan kemudian melahirkan pertempuran 10 November yang sangat heroik. Tanpa resolusi jihad, boleh jadi pertempuan 10 November tidak pernah terjadi," tandas Handi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.