Ayam Burgo, Ciri Khas Provinsi Bengkulu Setelah Bunga Rafflesia
Ayam burgo telah banyak dipelihara warga Bengkulu sebagai hewan hias. Makanannya padi dan jagung. Sebulan bisa produksi hingga 30 telur.
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Ayam burgo, hewan khas Bengkulu, ukurannya relatif kecil dan jenggernya lebar.
Hasil perkawinan antara ayam hutan merah dengan ayam kampung itu, juga mempunyai ciri khas cuping putih di bawah Jengger.
Dalam urusan bertelur, ayam itu terbilang produktif. Dalam sebulan bisa menghasilkan 30 butir telur.
Berdasarkan keterangan Guru Besar Peternakan Universitas Bengkulu, Johan Setianto, ayam burgo telah banyak dipelihara warga Bengkulu sebagai hewan hias. Makanannya padi dan jagung.
Namun, lanjut dia, belum ditetapkan secara resmi sebagai simbol khas Bengkulu selain Bunga Rafflesia.
"Selama ini Ayam Burgo itu memang belum didomestikasi oleh pemerintah ataupun lembaga-lembaga swadaya," terangnya.
Rencanannya, Pemerintah Provinsi Bengkulu akan menjadikan hewan tersebut sebagai ciri khas Bengkulu.
Hal tersebut dinyatakan Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti dalam jumpa pers di Balai Raya, Kota Bengkulu, beberapa waktu lalu.
"Kami akan jadikan Ayam Burgo ini satu ciri khas hewan Bengkulu. Jadi, nanti bisa dijadikan oleh-oleh, atau cindera mata lainnya bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu," kata Ridwan Mukti.
Sebagaimana diketahui, dalam Bengkulu Expo 2016 yang berlangsung dari 17 hingga 21 November 2016 di Kota Bengkulu, Ayam Burgo juga ikut dipamerkan.
Dalam pameran tersebut, panitia penyelenggara memamerkan sekitar lima puluh ekor Ayam Burgo.(*)