Putra Asal Bali Lakukan Riset di Jepang dan Berhasi Buat Kejutan
Selama 3 tahun berturut-turut, sulung dari 3 bersaudara tersebut berhasil meraih juara umum di sekolahnya.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Bali, Eka Mita Suputra
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - I Wayan Sutena tampak semringah ketika ditemui di kediamannya di Jalan Kartini, Semarapura, Klungkung, Bali, Jumat (18/11/2016).
Ia tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya, setelah putra sulungnya, I Gde Pandhe Wisnu Suyantara berhasil meraih Young Authors Award dalam acara International Mineral Processing Congress (IMPC) 2016, di Quebec, Kanada, September lalu.
I Wayan Sutena yang mantan Ketua DPRD Klungkung periode 1999-2004 dan Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bali periode 2004-2009 dengan berpakaian adat madya, baru saja tiba di rumah sederhananya di seputaran Jalan Kartini, Semarapura.
Politisi senior PDIP yang kini mengurus usaha privat mengemudi dan laundry tersebut, dengan bangganya menceritakan kesuksesan sang putra sulung yang saat ini menetap di kota Fukuoka-shi Jepang.
“Saya sebagai orangtua tentu sangat bangga dengan apa yang ditorehkan anak saya. Terlebih prestasi tersebut didapat dengan tidak mudah. Sebelum mencapai proses tersebut, putra saya dihadapkan dengan berbagai cobaan, termasuk suatu kegagalan, dan berusaha bangkit dengan kerja keras,” kata I Wayan Sutena.
Sutena menceritakan, sebagai ayah dirinya telah menyadari kegeniusan putranya tersebut sejak duduk di bangku SMP.
Ketika menginjak kelas II di SMPN 2 Semarapura, I Gde Pandhe Wisnu Suyantara berhasil meraih juara umum di sekolahnya.
Hal itu pun terus berlanjut, hingga ia menginjak jenjang SMA di sekolah terfavorit di Klungkung, SMAN 1 Semarapura.
Selama 3 tahun berturut-turut, sulung dari 3 bersaudara tersebut berhasil meraih juara umum di sekolahnya.
Tidak hanya juara di sekolah, ketika itu Pandhe Wisnu Suyantara juga berhasil mendapat medali perak di olimpiade Kimia tingkat nasional.
Prestasinya itupun mengantarkan Pandhe, untuk menempuh pendidikan jurusan Teknik Kimia di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
“Ternyata jurusan Teknik Kimia yang kebanyakan tidak disenangi orang, tentu menjadi passion anak saya. Ketika itulah, putra sulung saya mulai menggeluti apa kuliahnya. Saat S1, putra saya berhasil mendapatkan IPK 3,93 . Karena prestasinya, ia lanjut ke S2 dengan jurusan yang sama di UGM. Ia membiayai sendiri kuliah S2-nya, dan sempat pertukaran pelajar ke Swedia. Anak saya tersebut menyelesaikan pendidikan magisternya dengan IPK sempurna yakni 4,00,” kata Wayan Sutena dengan bangga.
Setelah menyelesaikan pendidikan S2-nya, mulailah cobaan datang.