Wajahnya Ditutupi Tumor, Murna Rela Lakukan Ini Agar Orang tak Merasa Jijik
Pria asal Desa Pempatan Yeh Banten, Kec Rendang, Karangasemtersebut mengaku sedang menunggu gilirannya menjalani kemoterapi di poliklinik bedah.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Bali, Sarah Vanessa Bona
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - I Nengah Murna (44) bersama istri dan putranya tampak duduk di tepi trotoar, yang terletak di bagian barat IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Senin (28/11/2016).
Ketiganya sengaja memilih duduk di tepi trotoar, yang jarang dilewati orang.
Murna mengaku sengaja duduk di sana karena malu dengan kondisi tumor ganas yang menyerang bagian kanan wajahnya hingga ke bagian leher Murna.
Pria asal Desa Pempatan Yeh Banten, Kec Rendang, Karangasemtersebut mengaku sedang menunggu gilirannya menjalani kemoterapi di poliklinik bedah.
Siang itu ia ditemani sang istri, Ni Wayan Sugita (43), dan juga putranya yang biasa ia panggil Koming (19).
Tak hanya poliklinik bedah.
Dirinya juga harus menjalani perawatan di beberapa poliklinik.
Satu di antaranya poliklinik mata.
"Karena tumor ganas ini menyerang bagian wajah di mana ada mata, hidung, mulut, jadi tidak hanya satu poli," ujar Murna dengan terbata-bata karena mulutnya mengalami pembengkakan.
Sudah sekitar tujuh bulan lebih tumor itu menyerang bagian wajah Murna.
Dokter memvonis tumor ganas itu stadium empat berdasarkan berat, kritis, dan kronis.
Sugita menceritakan, awalnya bulan Mei lalu, tumor itu hanya berupa bintik-bintik merah kecil di sekitar kelopak bawah mata kanan Murna.
"Namun disepelekan oleh suami saya," ujar Sugita.