Satu Minggu Terakhir Ditemukan Tiga Warga Lhokseumawe Terjangkit HIV
Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Lhokseumawe dalam satu minggu terakhir kembali menemukan tiga warga Lhokseumawe yang terjangkit HIV.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, HOKSEUMAWE - Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Lhokseumawe dalam satu minggu terakhir kembali menemukan tiga warga Lhokseumawe yang terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Hingga kini terdata 39 orang penderita HIV/Aids di Kota Lhokseumawe, 11 diantaranya sudah meninggal dunia.
"Sekarang yang tertinggal 28 orang lagi. Bagi yang sudah terdata tersebut, selama ini kita terus memberikan konseling," kata Sekretaris KPA Lhokseumawe, Miswar SE MSP, di sela-sela acara peringatan hari Aids Sedunia, di Lapangan Jenderal Sudirman Lhokseumawe, Minggu (4/12/2016).
Dijelaskan Miswar, sesuai data KPA, kasus HIV/Aids mulai ditemukan di Kota Lhokseumawe pada tahun 2005.
Awalnya ditemukan tiga orang, satu penderita HIV dan dua lagi Aids.
Dari tahun ke tahun, jumlah penderita terus bertambah. Hingga pertengahan November 2016, jumlah kasusnya sudah 36 orang.
Sementara terkait tiga kasus terbaru ditemukan saat pasien tersebut berobat di Rumah Sakit Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh dan di Rumah Sakit Umum Cut Mutia (RSUCM) Aceh Utara.
Seorang lagi ditemukan saat memeriksa darahnya di voluntary counseling and testing (VCT) Puskesmas Muara Satu.
Miswar yang juga Asisten II Setdako Lhokseumawe mengatakan, dengan terus bertambahnya jumlah penderita HIV, dia menduga tidak tertutup kemungkinan masih ada warga Lhokseumawe lainnya yang terjangkit penyakit mematikan tersebut.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat yang merasa pernah melakukan perbuatan yang rentan terkena penyakit itu, seperti suntik narkoba, hubungan intim bukan dengan istri atau suami, agar segera melakukan pemeriksaan di VCT Puskesmas Muara Dua, Puskesmas Muara Satu dan Rumah Sakit Kesrem.
"Pemeriksaannya gratis, dan bila dalam pemeriksaan dinyatakan positif terjangkit, maka identitas pasien pasti dirahasiakan. Pemeriksaan sedini mungkin lebih baik agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat pula," ujarnya.
Di tempat terpisah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bireuen, Minggu (4/12/2016) menggelar sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), di aula kantor dinas setempat.
Kegiatan yang diikuti 145 peserta dari berbagai kalangan itu dibuka Sekda Bireuen, Ir Zulkifli SP mewakili Plt Bupati Bireuen Ir Mukhtar MSi.
Kadinkes Bireuen Amir Addani mengatakan, acara itu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan setiap orang untuk hidup sehat, khususnya terkait aktivitas fisik secara teratur dan terukur.
Masyarakat juga diajak mengonsumsi sayur dan buah serta melakukan deteksi dini penyakit agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud.
Sosialisasi Germas merupakan kegiatan berskala nasional digelar di seratus titik di Indonesia.
Dalam kegiatan di Bireuen, hadir sebagai pemateri anggota Komisi IX DPR-RI Khaidir, dan pejabat Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI.
Kadiskes mengatakan, metode sosialisasi penyajian materi dari narasumber dan diskusi serta tanya jawab dirangkai penyerahan secara simbolik alat deteksi dini penyakit tidak menular dan penandatanganan komitmen bersama dari seluruh peserta sosialisasi. (bah/yus)