Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saban Tahun Kondisi Muka Tanah di Bandung Raya Turun 5 Sentimeter

Permukaan tanah di Bandung Raya (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat) setiap tahunnya turun 5 sampai 15 sentimeter.

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
zoom-in Saban Tahun Kondisi Muka Tanah di Bandung Raya Turun 5 Sentimeter
Puspen TNI/Puspen TNI
350 Siswa dan Guru Kota Bekasi ikuti Pelatihan Biopori di Mabes TNI - Siswa/siswi SMP, SMA/SMK dan guru lingkungan hidup di wilayah Kota Bekasi yang berjumlah 350 orang dipimpin langsung Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu menerima pelatihan dan praktek pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan teknik pengolahan sampah dari prajurit TNI di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/11/2014). (Puspen TNI) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Permukaan tanah di Bandung Raya (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat) setiap tahunnya turun 5 sampai 15 sentimeter.

“Ini disebabkan penggunaan air tanah yang berlebihan dan sangat amat jarang manusia berdosa terkait dengan penggunaan air tanah,” kata Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, usai membuka kongres dan seminar Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI) di Hotel Horison, Kota Bandung, Selasa (6/12/2016).

Masyarakat banyak yang masih menggunakan air tanah setiap hari untuk keperluan sehari-hari. Padahal penggunaan air tanah diperbolehkan dalam keadaan darurat.

Keseringan menggunakan air tanah bisa mengakibatkan tanah ambles jika digunakan untuk keperluan
sehari-hari.

“Ironisnya pelanggaran di kita itu bukan penggunaan air tanah dangkal saja, tapi juga penggunaan air tanah dalam dengan sumur artesis. Airnya diambil terus menerus, tapi tidak dimasukin air lagi,” kata dia.

Keberadaan air tanah membutuhkan proses dan waktu untuk bisa berada di dalam tanah. Air tanah dangkal membutuhkan waktu berhari-hari sampai bertahun-tahun untuk bisa berada di dalam tanah.

BERITA REKOMENDASI

Sedangkan air tanah dalam, itu membutuhkan waktu puluhan tahun sampai ratusan tahun untuk berada di dalam tanah. Sehingga sangat bahaya jika tidak ada solusi soal ini.

Solusi untuk mengembalikan air tanah, kata Aher, masyarakat harus mau memiliki sumur resapan di setiap bangunan.

Jangan sampai di lingkungan tertutup beton dan aspal sehingga air tak bisa terserap ke dalam tanah. Idealnya, setiap pemukiman memiliki daerah resapan air.

“Dengan begitu kemarau tidak kekeringan, masih ada air, ketika hujan air melimpoah tapi tidak kebanjiran,” kata Aher.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas