Jabar Lahan Subur Bersemainya Bibit Radikalisme
Jawa Barat masih menjadi lahan subur bersemainya bibit radikalisme sampai saat ini. Terbaru.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Jawa Barat masih menjadi lahan subur bersemainya bibit radikalisme sampai saat ini. Terbaru, personel Densus 88 Antiteror menangkap RPW, terduga teroris di Majalengka.
Demikian kesimpulan dalam dialog dan bedah buku "Mudah Mengkafirkan: Akar Masalah, Bahaya, dan Terapinya" karya Syaikh Atiatullah Al-Liby yang diselenggarakan Forum Koordinasi Pencegahan Teroris di Gedung LPPM UPI Bandung, akhir pekan lalu.
Dalam rilisnya yang diterima Tribun Jabar, Sabtu (10/12/2016), forum tersebut diikuti para dosen, mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Bandung, cendekiawan muslim, dan tokoh masyarakat.
Sejumlah pembicara yang hadir di antaranya Drs Muslih Nashoha, mewakili Direktur PBNPT, selaku keynote speaker, Ketua DPW NU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatulloh, Abu Lukman (mahasiswa program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati), Dr der Phil Gustiana Isya Marjani (doktor kajian Islam dan Timur Tengah lulusan Jerman, yang juga dosen UIN Sunan Gunung Djati sekaligus Sekretaris FKPT Jabar. Dialog itu dipandu oleh Drs Ayi Sofyan MSI, dosen UIN Sunan Gunung Djati.
Kegiatan bedah buku dimaksudkan mencegah paham yang menginginkan perubahan sistem di masyarakat secara radikal dengan cara-cara kekerasan.
Hasil penelitian BNPT menunjukkan bahwa akar dari paham radikalisme terorisme salah satunya adalah paham takfiri, mengkafirkan orang yang berbeda pendapat.
Paham takfiri ini dikembangkan mereka yang terkena kerancuan berpikir. Mereka adalah orang-orang Khawarij yang tersesat dan melesat keluar dari Islam, pengikut Abu Maryam Al-Mukhlif.
Melalui dialog-dialog itu, FKPT mengharapkan masyarakat Jawa Barat dapat berperan aktif dalam membendung paham-paham radikalisme untuk selanjutnya mencegah terorisme. (TRIBUN JABAR)