Ayah Mahasiswa Unesa yang Tewas Disambar Petir di Gunung Arjuno Histeris Lihat Jenazah Anaknya
Tangisnya pun pecah saat mobil tim Basarnas tiba di Pos Izin Pendakian di Tretes, Kecamatan Prigen, Pasuruan , Rabu (14/12/2016) sekitar pukul 15.47.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Wajah Jayadi (50), bapak kandung Bintara Fredyansah(21), mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Jurusan Pendidikan Keolahragaan yang tewas akibat tersambar petir saat perjalanan ke puncak Gunung Arjuno hanya bisa pasrah.
Tangisnya pun pecah saat mobil tim Basarnas tiba di Pos Izin Pendakian di Tretes, Kecamatan Prigen, Pasuruan , Rabu (14/12/2016) sekitar pukul 15.47.
Mobil itu membawa jenazah anak ketiganya dari tiga bersaudara.
Sudah hampir satu bulan tak bertemu dengan putranya, ia harus menerima kenyataan pahit.
Ia pun terpaksa melihat tubuh anaknya hanya terbujur kaku akibat sambaran petir.
Emosinya pun tak tertahan, hingga akhirnya Jayadi berteriak. Ia seolah tak percaya anaknya akan pergi mendahuluinya kembali ke sang khalik.
Ia memilih untuk masuk ke dalam kamar yang ada di Pos Izin Pendakian.
Di dalam kamar itu, ia menangis sekuat - kuatnya. Jayadi seakan tak ingin menerima kenyataan itu.
Hingga akhirnya, seorang kerabat Jayadi menghampirinya di kamar. Pria itu membisikkan sesuatu ke Jayadi, dan akhirnya ia pun mau beranjak dari kamarnya.
Tak lama, Jayadi pun kembali melihat jenazah anaknya bersama tim Basarnas Surabaya.
Lagi - lagi, ia pun tak kuat menahan tangisnya , hingga akhirnya ia pun meminta untuk proses pemulangan jenazah Jayadi ke Bojonegoro dipercepat.
Paska meminta hal itu ke Basarnas, Jayadi bergegas menuju mobil yang ditumpanginya dari Bojonegoro.
Sekadar diketahui, Jayadi mendapatkan kabar anaknya mengalami musibah, Selasa (13/12/2016) malam.
Saat itu juga, ia memutuskan untuk berangkat langsung ke Pasuruan dengan menyewa sebuah mobil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.