Koordinator Warga Rembang Pendukung Pabrik Semen Tuding Gunretno Provokator
Warga Rembang resah dengan aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng, Gunretno, yang menolak pabrik Semen Indonesia.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Warga Rembang resah dengan aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng, Gunretno, yang menolak pabrik Semen Indonesia.
Tak seharusnya Gunretno, warga Pati, mencampuri urusan warga Rembang yang mendukung pabrik semen. Apalagi warga Rembang mendukung tersebut lewat aksi damai di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Selasa (13/12/2016).
Koordinator aksi Waid mengatakan sikap Gunretno telah memprovokasi dan mengakibatkan warga Rembang terbelah terkait keberadaan pabrik semen.
"Dia tidak mau datang ke tempat kami jalan-jalan menyapa warga. Yang didolani, Joko Prin yang menolak. Tapi yang lain tidak tahu,” ujar Waid kepada Tribun Jateng di sela aksi.
Waid menambahkan, hanya 20 warga Rembang yang ikut jalan kaki Rembang-Semarang untuk menolak pabrik semen, sementara sisanya adalah warga Pati.
"Padahal di Pati ada izin pabrik semen milik swasta," beber dia.
Menurut Waid, beroperasinya Semen Indonesia selama ini telah berkontribusi bagi masyarakat di sekitar pabrik. Perusahaan pelat merah itu memberi kesempatan warga mengikuti pendidikan kejar paket.
"Saya juga ikut kejar Paket C. Jika tidak ikut kejar paket, tidak bisa ikut kerja,” kata Waid sambil memastikan banyak masyarakat sekitar yang bekerja di pabrik semen.
Ia mengultimatum Gunretno agar tidak mencampuri masalah warga Rembang. Lebih baik Gunretno mengurus persoalan pabrik semen di Pati.
Waid mengancam jika dia masih terus mencampuri urusan warga di sekitar pabrik semen di Rembang, warga tak segan menempuh jalur hukum.
Warga Rembang sedang mengumpulkan bukti-bukti penipuan yang dilakukan Gunretno. “Saat ini sedang proses dengan tim pengacara untuk klarifikasi,” ucap Waid..
Dikonfimasi Tribun Jateng, Gunretno enggan berkomentar banyak tentang tudingan provokator itu. Sebagai Ketua JMPPK, ia mengklaim tak hanya menolak pabrik semen di Rembang.
"Pada 15 November kemarin kami juga menggelar aksi tentang penolakan pabrik semen di Pati yang sekarang proses hukumnya masih berjalan," ujar Gunretno.
Alasan selama ini ia gencar menyuarakan penolakan pabrik semen Rembang karena keputusan hukumnya dalam hal ini PK baru saja dikeluarkan Mahkamah Agung.
"Oleh karena itu butuh pengawalan," ucap dia.
Gunretno mengaku akan terus menyuarakan penolakan terhadap pembangunan pabrik semen yang merusak lingkungan sekitarnya. Ini sesuai pesan Mbah Tarno, tokoh Sedulur Sikep, kepadanya.
"Biarlah saya dituduh provokator. Namun apa yang saya lakukan ini demi lingkungan dan juga telah ada pesan Mbah Tarno," ia menegaskan sikapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.