Brigadir Zahroni Rela Jadi Kuli Bangunan Agar Kakaknya Punya Uang Saku
Yuhdi Akhmad (31) memiliki banyak kenangan dengan adiknya yang menjadi korban pesawat jatuh beberapa waktu lalu, Brigadir Mustofa Zahroni.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Yuhdi Akhmad (31) memiliki banyak kenangan dengan adiknya yang menjadi korban pesawat jatuh milik Polri beberapa waktu lalu, Brigadir Mustofa Zahroni.
Selama ini Zahroni tinggal di Minto Jiwo RT 01 Rw 07 Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Yudhi mengatakan adiknya akan berulangtahun ke 29 pada 10 Desember 2016. Tapi, Allah berkehendak lain dan Zahroni meninggal pada 3 Desember 2016.
"Waktu itu adik bilang ke ibu mau pulang saat ulang tahun. Namun ada kejadian itu (pesawat jatuh)," kenang Yuhdi kepada Tribun Jateng, Sabtu (17/12/2016).
Zahroni sempat mengontak ibunya saat akan berangkat menuju Riau. Waktu terjadi kecelakaan, Yuhdi langsung menelpon istri adiknya dan mendapat kabar suaminya kecelakaan dari teman-temannya.
Hal yang tidak dapat dilupakan Yuhdi, selama hidup Zahroni menjadi kuli bangunan selama pendidikan di Sekolah Polisi Negara Purwokerto untuk membiayai uang saku.
"Adik tidak pernah cerita kalau menjadi kuli bangunan. Waktu itu biaya untuk saya cukup banyak. Adik kerja untuk memberi uang saku kalau pulang. Saat itu bapak meninggal dunia 2004," tutur dia.
Almarhum dikenal sebagai orang yang taat agama dan menjadi kebanggaan keluarga. Sang adik pernah menjadi bilal saat Ramadan.
"Tidak pernah bilang kalau mau jadi bilal, pernah juara azan di masjid sini. Itu jadi kebanggaan buat saya," sambung Yuhdi.
Ia berharap almarhum dapat diterima di sisi Allah Swt dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah. "Semoga adik meninggal dalam kondisi mati sahid," ia berdoa.