Setahun 40 Motor Hilang Dicuri, Rektor UIN Alauddin: Ini Luar Biasa
Ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) berunjuk rasa di gedung Rektorat UINAM, Senin (19/12/2016).
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) berunjuk rasa di gedung Rektorat UINAM, Senin (19/12/2016).
Mereka mendesak Rektor UIN Alauddin Prof Musafir Pababbari untuk membatalkan rencana parkir berbayar otomatis di area kampus. Nantinya mahasiswa akan dikenakan tarif parkir saat memasuki wilayah kampus.
Setelah mendapat desakan dari mahasiswa, rektor membatalkan rencana pemasangan auto parking tersebut.
Ditemui di ruang kerjanya, Musafir menceritakan kebijakan auto parking yang telah dalam tahap sosialisasi dilakukan untuk mencegah aksi pencurian motor di kampus.
"Yang sering menggelisahkan saya itu karena banyaknya kendaraan yang sering hilang di kampus. Catatan kepolisian, selama 2016, lebih dari 40 motor hilang dicuri. Ini sesuatu yang sangat luar biasa," kata Musafir.
Seharusnya mahasiswa mengkritisi banyaknya aksi pencurian di kampus, bukanya berunjuk rasa untuk menolak program peningkatan keamanan yang dilakukan pihak kampus.
"Dari jumlah kasus pencurian sebanyak itu di kampus, kenapa tidak ada mahasiwa yang berteriak dan berunjuk rasa. Pencurian di kampus ini sesuatu yang luar biasa, saya sangat heran melihat hal itu," ia menambahkan.
Pihak UIN Alauddin mengaku telah melakukan berbagai cara untuk mencegah dan menata perparkiran di Kampus Hijau ini.
"Kita sudah terapkan kartu tapi dalam penerapannya selalu ada masalah, kartu hilang dan lain-lain. Selain itu mahasiswa masih suka memarkir kendaraannya sembarangan seperti di pinggir jalan," keluh dia.
"Tapi saya tidak bisa salahkan mahasiswa kalau parkir di jalan, makanya kita buatkan paving block di setiap fakultas, tapi toh masih ada yang nakal," tambah Musafir.