Bekas PSK Koplak Jaran Eksodus ke Gunung Kemukus dan Gunung Botak
Wanita pekerja seks eks lokalisasi Koplak Jaran di Purwodadi eksodus ke lokalisasi di Gunung Kemukus di Sragen dan Gunung Botak di Grobogan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN - Warga setempat merespon positif langkah PT KAI menggusur lokalisasi Koplak Jaran di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Nur Cholis, tokoh masyarakat Purwodadi, mengakui pergaulan warga buruk karena keberadaan lokalisasi Koplak Jaran yang lekat dengan prostitusi, premanisme dan minuman keras.
"Kami sangat senang dengan realisasi pembersihan lokalisasi Koplak Jaran. Semoga ke depan menjadi lebih baik," kata Nur Cholis, kepada Tribun Jateng, Jumat (23/12/2016).
Puluhan bangunan permanen yang berdiri di atas lahan seluas 3.600 meter persegi milik PT KAI itu telah rata dengan tanah usai dihancurkan menggunakan satu unit alat berat kemarin.
Hanya tersisa puing-puing bangunan. Sejak siang hingga sore sejumlah pemulung memunguti sisa-sisa besi dan kayu bekas konstruksi rumah bordir, tempat karaoke serta kios.
Sejumlah pemulung memunguti sisa-sisa besi dan kayu bekas konstruksi bangunan permanen di bekas kompleks lokalisasi 'Koplak Jaran' Kota Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang telah rata dengan tanah, Jumat (23/12/2016). TRIBUN JATENG/PUTHUT DWI PUTRANTO
Ketua Paguyuban Pramuria Lokalisasi Koplak Jaran Purwodadi, Tugiyono, menjelaskan ada 110 wanita pekerja seks yang mencari peruntungan di lokalisasi bekas Stasiun Purwodadi itu. Mayoritas PSK berusia 20 hingga 40 tahun.
Ada 35 bangunan baik rumah bordir dan tempat karaoke. Sisa bangunan liar lainnya adalah kios pedagang nasi dan sembako. Saat ini PSK Koplak Jaran telah berpindah ke lokalisasi lain.
"Para PSK hari ini berpamitan pindah ke lokalisasi Gunung Kemungkus Sragen dan Gunung Botak Grobogan. Mereka merupakan warga Cilacap, Surabaya, Kebumen, Semarang, Kendal dan Grobogan," kata Yono.
Seorang PSK Koplak Jaran, sebut saja Mawar (30), berharap ada perhatian serius pemerintah menyoal nasibnya dan rekan-rekan seprofesi. Ia bingung harus berbuat apa setelah lokalisasi ditutup.
"Saya hanya lulusan SD. Ibu saya dulu juga PSK di Koplak Jaran. Dapat pesangon juga tidak, dikasih solusi juga tidak. Harusnya seperti kasus di Dolly Surabaya yang dibekali ketrampillan. Bingung mas, mana harus bayar cicilan motor," tutur Ibu satu anak ini.
Sementara itu, Bupati Grobogan, Sri Sumarni, menjelaskan rencana penataan kawasan lokalisasi Koplak Jaran Purwodadi memang sudah lama ingin diwujudkan.
"Pembersihan lokalisasi koplak jaran terlaksana atas keluhan-keluhan dari masyarakat. Terlebih lagi, lokalisasi itu menjadi biang maksiat dan penularan virus HIV/AIDS. Mensoal penutupan lokalisasi itu kami sudah sosialisasikan bahkan sejak saya menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Grobogan," terang Sri.
Pascapembongkaran bangunan lokalisasi Koplak Jaran, Pemkab Grobogan berencana menyulapnya menjadi pusat kuliner serta pusat oleh-oleh khas Kabupaten Grobogan.
"Pada 2017 pelaksanaan pembangunan akan segera diwujudkan. Nantinya akan dijadikan pusat kuliner serta pusat oleh-oleh khas Kabupaten Grobogan," beber Sri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.