Improvisasi Penjual Bakso dan Ayam Geprek di Yogyakarta Saat Harga Cabai Meroket
Mahalnya harga cabai, membuat penjual bakso ulek tak bisa lagi memanjakan lidah pelanggan yang suka ekstra pedas.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Tris Jumali
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kenaikan harga cabai hingga Rp 100 ribu memaksa para pedagang berimprovisasi. Terutama mereka yang menekuni bisnis kuliner dengan bahan dasar cabai.
Zein (30) misalnya. Pedagang "Bakso Ulek" di Jalan Affandi, Yogyakarta, terpaksa mengurangi jumlah cabai dalam menu yang dihidangkannya kepada pelanggan.
"Biasanya untuk level pedas, kita menggunakan 15 buah cabai, tapi karena harga cabai mahal, terpaksa kita menguranginya," ujar Zein.
Di Bakso Ulek, para pengunjung bisa menentukan level pedas sesuai selera masing-masing. Namun, mahalnya harga cabai, membuatnya tak bisa lagi memanjakan lidah pelanggan yang suka pedas.
"Beda sih pedasnya, kalo dulu pedas banget, sekarang kurang," keluh Riki, seorang pelanggan.
Meski begitu, ia memaklumi karena harga cabai melambung tinggi.
Tak hanya Zein, usaha ayam geprek Bu Nanik (55) di Papringan pun dituntut berimprovisasi. Bu Nanik memberi tarif tambahan Rp 2000 bagi para pembeli yang menggunakan lebih dari 10 buah cabai.(*)