Tangis Histeris Ibunda Memeluk Putranya yang Tewas Dianiaya Teman Satu Pondok Pesantren
Tangis histeris mewarnai kamar jenazah tatkala rombongan keluarga korban penganiayaan di Ponpes Kendal, Dimas Khilmi (18), tiba di RSUD Soewondo.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dini Suciatiningrum
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Tangis histeris mewarnai kamar jenazah tatkala rombongan keluarga korban penganiayaan di Ponpes Kendal, Dimas Khilmi (18), tiba di RSUD Soewondo, Jumat (13/1/2017) petang.
Ibunda Dimas, Nartikoh, langsung berteriak dan memeluk jenazah Dimas.
"Anakku kenapa dibunuh, anakku kenapa dibunuh, aku mau anakku kembali," teriak Nartikoh berulang kali.
Peristiwa yang membuat ibu dua anak ini syok hingga jatuh pingsan di samping jenazah.
Emosi tidak terbendung juga diperlihatkan ayah korban, Sulaeman, warga Warga Dukuh Tengah RT 03 RW 04, Desa Batusari, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes.
Sulaeman langsung berteriak dan memaki-maki pihak Pondok yang membiarkan anaknya dibunuh.
"Mana pertanggungjawaban pondok, anak saya sampai dibiarkan mati dibunuh," ujarnya emosi.
Tidak hanya orangtua, keluarga dekat korban juga geram dan marah. Mereka tidak terima dengan apa yang terjadi pada Dimas.
"Keponakan saya anak baik, kami tidak terima dan akan menuntut pelaku maupun pihak pondok," ujar paman korban, Munasik.
Bahkan, pihak keluarga langsung membawa pulang ponakan-ponakan lain yang juga tengah menempuh ilmu di Pondok Modern Selamat.
"Saya tidak mau peristiwa buruk menimpa ponakan-ponakan saya yang lain," imbuh Munasik.
Petugas dari Unit PPA Polres Kendal didampingi KBO Reskrim berusaha menenangkan keluarga sebab situasi yang semakin tidak kondusif.
Keluarga dan kerabat korban kemudian dibawa ke Polres Kendal untuk diberikan kronologis kejadian dan juga menawarkan keluarga korban untuk autopsi.