Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Made Oka Bingung Cari Tempat Berjualan Setelah Warungnya Roboh Tersapu Ombak Pantai Cucukan

Warung milik Dewa Made Oka (81) roboh tersapu ombak, di Pantai Cucukan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Minggu (15/1/2017).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Made Oka Bingung Cari Tempat Berjualan Setelah Warungnya Roboh Tersapu Ombak Pantai Cucukan
Istimewa
Warung dan senderan di Pantai Cucukan, Medahan Blahbatuh rusak setelah tersapu ombak, Minggu (15/1/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Warung milik Dewa Made Oka (81) roboh tersapu ombak, di Pantai Cucukan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Minggu (15/1/2017).

Pria lanjut usia ini sekarang bingung untuk mencari tempat berjualan. Pasalnya, ia sudah berdagang sejak puluhan lalu di pantai tersebut.

Ia merasa khawatir berjualan di kawasan Pantai Cucukan.

Sembari membersihkan puing-puing warungnya, Dewa Oka mengatakan, dia tidak mengatahui seberapa tinggi ombak yang menyapu warungnya.

Sebab peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada dini hari. Namun dia memprediksi ombak tersebut di atas dua meter.

Sebab selama berjualan, meski tinggi ombak mencapai dua meter, warung berdinding geladak tersebut tidak pernah roboh.

"Saat kejadian saya sedang ada di rumah. Saya tidak tinggal di sini. Saya baru tahu warung saya seperti ini tadi pagi. Tyang kira, pasti ombaknya di atas dua meter. Tumben warung saya seperti ini,” ujar Oka didampingi istrinya, Jro Ketut Seronggo.

Berita Rekomendasi

Menurut Dewa Oka, gelombang laut tinggi sudah terjadi sejak sebulan lalu. Hanya saja, gelombang laut mulai mengganas sekitar dua hari ini.

“Sebelumnya ombak tidak pernah seganas ini. Kami jadi khawatir kalau harus berjualan di sini. Tapi harus pindah ke mana?” ujarnya.

Dewa Oka mengatakan sejumlah barang dagangannya ikut tersapu ombak.

"Makanan ringan semuaya tersapu. Hanya yang dari botol yang tersisa. Belum tahu berapa total kerugian, tapi yang jelas cukup banyak," ucapnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Taufik Gunawan mengatakan, gelombang tinggi di perairan Bali Selatan-Nusa Tenggara Barat (NTB) dikatakan mencapai antara 0,5 hingga 3,5 meter.

Kondisi itu disebabkan pengaruh angin barat. Angin tersebut terjadi sejak Oktober 2016 dan akan berakhir April 2017.

"Untuk sementara, kami mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati saat beraktivitas di pantai maupun di laut. Sebab, ketinggian ombak bisa mencapai 3,5 meter," ujarnya.

BPBD Siaga Balawista
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya mengatakan, gelombang tinggi selain merobohkan warung juga merusak senderan di beberapa pantai di Gianyar.

Karena ini pihaknya melakukan pengawasan penuh di seputar pantai dengan menyiagakan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista).

masyarakat maupun wisatawan diimbau agar tidak melakukan aktivitas di pantai.

"Kami mulai optimalkan patroli balawista. Namun demi kebaikan bersama, selama musim angin barat, kami berharap masyarakat lebih tidak melakukan aktivitas di pantai. Demi menghindari kejadian yang tidak diinginkan," ucapnya.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas