Pesawat yang Dipilotinya Terbakar, Regina Marthalia Ngakunya Terjatuh dari Motor
Pesawat Cessna 172 S dengan nomor lambung PK MUA yang dipiloti seorang siswa penerbangan bernama Regina Marthalia jatuh di Bandara Blimbingsari.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Siswi sekolah penerbang Sekolah Pilot Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) Regina Marthalia yang mengalami kecelakaan pesawat di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, hanya mengalami luka ringan.
Hal tersebut disampaikan Dokter Handri Irawan, Direktur Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Rogojampi.
"Kepada petugas, pasien atas nama Regina usia 18 tahun diantar temannya dan mengaku jatuh dari motor. Lukanya bengkak di bagian hidung dan luka satu senti di kepala depan. Saya malah baru tahu kalau dia siswi sekolah penerbang," jelas Dokter Handir.
Selain itu, dia menjelaskan pasien langsung dibawa pulang oleh temannya setelah keluar dari radiologi, bahkan hasil pemeriksaan belum diambil.
"Dokter Shinta yang jaga juga masih belum menjelaskan hasilnya. Dipikir bayar ke kasir ternyata langsung pulang. Mereka sudah bayar ronsennya tapi UGD-nya belum sempat dibayar," jelasnya.
Baca: Pesawat Latih Jatuh dan Terbakar di Bandara Blimbingsari Banyuwangi
Sementara itu, Irdian Ari, staf TU Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, kepada sejumlah wartawan di Bandara Blimbingsari Banyuwangi mengatakan bahwa informasi resmi terkait kejadian tersebut akan disampaikan langsung kepala Bandara Blimbingsari, Selasa (17/1/2017) hari ini.
"Pernyataan resminya besok. Kalau kondisi siswanya selamat besok saja detailnya ya, masih koordinasi dengan KNKT (Komisi Nasional Keamanan Transportasi)," jelasnya.
Sebuah pesawat latih milik MUFA Flying School mengalami 'crash landing' untuk kemudian terbakar.
Pesawat Cessna 172 S dengan nomor lambung PK MUA yang dipiloti seorang siswa penerbangan bernama Regina Marthalia tersebut jatuh di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.
Beruntung Regina hanya mengalami luka ringan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Hadi Permana, warga Kabat yang berada di Bandara Blimbingsari, mengatakan sekitar pukul 10.20 WIB dia melihat asap hitam dari arah bandara.
"Saya pikir orang bakar ban atau sampah, tapi kok tumben hitam pekat," ucap Hadi.
Saat tiba di pos satpam, dia dilarang masuk oleh penjaga dan mendapatkan informasi ada pesawat yang terbakar.
"Katanya pesawatnya terbakar," ujarnya.
Ia juga menambahkan sempat melihat ambulans keluar dari Bandara Blimbingsari.
Sementara itu, Indra, staf humas MUFA, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
"Iya benar, ada pesawat latih crash landing di Bandara Blimbingsari. Tidak ada korban, tapi kami masih mengumpulkan data. Saya ini juga masih di luar kota. Nanti jika ada informasi akan kami sampaikan," ujarnya.
Diketahui, sang pilot Regina terbang tanpa didampingi seorang instruktur.
"Siswanya namanya Regina Marthalia, dia terbang sendiri," ujar Indra.
Penerbangan Komersial Delay
Imbas pesawat latih milik Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) yang mengalami crash landing dan terbakar di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, dua penerbangan komersial dari dan ke Banyuwangi ditunda.
Pesawat yang delay yakni Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 7305 dan Wings Air nomor penerbangan IW 1881.
Kedua penerbangan ini ditunda hingga pukul 14.15 WIB. Sedianya kedua pesawat ini diharuskan berangkat dari Bandara Blimbingsari sekitar pukul 13.15 WIB.
"Ditunda keberangkatannya. Kondisi runway memang sudah bersih," ujar salah satu petugas Bandara Blimbingsari.
Imbas delay-nya dua pesawat komersial tersebut membuat beberapa masyarakat pengguna jasa penerbangan kecewa.
"Ya telat sampai Surabaya kalau gini. Harusnya saya sudah sampai Surabaya ini. Enggak tahu kenapa kok delay," ujar Henry, salah satu penumpang. (kps/wly)