Cerita Mengharukan, Heryadi Berjuang Selamatkan Jamal yang Kedua Tangannya Tergilas Mesin
Nahas menimpa Jamaludin Muhammad, bocah berusia 6 tahun ini kedua tangannya tergilas mesin press bata merah
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Nahas menimpa Jamaludin Muhammad, bocah berusia 6 tahun ini kedua tangannya tergilas mesin press bata merah, di Kampung Cisanta, RT 3 RW 4, Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (21/1).
Akibat kejadian tersebut, kedua tangan Jamal diamputasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin ( RSHS).
Heryadi, Ayah Jamal, menceritakan kejadian yang menimpa anaknya, Sabtu pagi itu, dirinya membawa Jamal ketempat kerjanya, yang merupakan pabrik bata merah di dekat rumahnya. Ia membawa Jamal karena di rumah tidak ada yang menjaganya.
"Sebelum bekerja, saya menghidupkan mesin, sebelumnya juga saya sudah melarang anak jangan memasukkan tanah ke mesin," ujar Heryadi, di RSHS, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (25/1).
Heryadi mengatakan, ketika dirinya bekerja berada di depan mesin pres, tiba-tiba anaknya mendorong tanah supaya masuk mesin.
"Namun, tangannya ikut ketelan mesin. Ia tidak menagis waktu itu, hanya mengatakan mamah," ujaar Heryadi.
Setelah kejadian, kata Heryadi, Jamal dibawa ke Puskesmas Kecamatan, lalu dibawa lagi RS Al-Ihsan.
"Setelah di Al- Ihsan baru dibawa ke sini," ujar Heryadi.
Anak dari pasangan Heryadi dan Lisnawati (23) itu, kini masih terbaring di RSHS, dan masih dalam perawatan dokter.
Menurut dokter spesialis ortopedi RSHS Bandung, Ghuna Arioharjo Utoyo, kini hari keempat pascakejadian, Jamal masih dalam perawatan luka amputasi tangan kanan dan kiri yang hampir sampai bahu.
"Jadi membutuhkan sekali atau dua kali lagi oprasi untuk menutup lukanya, kita menunggu apa ada infeksi atau tidak, mudah-mudahan tidak infeksi," ujar Ghuna, yang juga menjadi dokter penanggung jawab pasien.
Ghuna mengatakan, selama ini keadaan Jamal cukup bagus, walaupun ketika awal masuk Instalasi Gawat Darurat, pasien sempat syok.
"Karena rembes darah tapi sudah tertangani," ujar dia. (CC)