71 Desain Busana Batik Karya Perajin Lokal Banyuwangi Tampil di Indonesia Fashion Week
Kekayaan batik Banyuwangi akan kembali ditampilkan di ajang fesyen bergengsi, Indonesia Fashion Week (IFW) 2017
Editor: Sugiyarto
![71 Desain Busana Batik Karya Perajin Lokal Banyuwangi Tampil di Indonesia Fashion Week](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sejumlah-model-asal-banyuwangi_20170203_191517.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Kekayaan batik Banyuwangi akan kembali ditampilkan di ajang fesyen bergengsi, Indonesia Fashion Week (IFW) 2017, di Jakarta Convention Center, Sabtu (4/2/2017).
Sebanyak 71 desain busana batik karya perajin lokal Banyuwangi bakal tampil menjadi bagian di ajang mode tersohor tersebut.
Ini merupakan kali kedua batik khas daerah ujung timur Pulau Jawa itu tampil di IFW.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, IFW bakal dioptimalkan untuk mengerek nama batik banyuwangi.
"Bisa dibilang, IFW adalah panggung busana paling bergengsi di Indonesia. Jadi kesempatan ini akan kami manfaatkan untuk mengglobalkan kekayaan batik banyuwangi, sehingga publik luas makin kenal dan pada akhirnya mengoleksi batik karya perajin Banyuwangi," ujar Anas.
Menurut Anas, IFW merupkan gerbang yang menghubungkan antara industri fesyen nasional dan perajin lokal Banyuwangi akan semakin terbuka lebar.
Pada IFW 2017, Pemkab Banyuwangi menggandeng desainer asli Banyuwangi yang sukses mengembangkan bisnis fesyen hingga ekspor ke berbagai negara, yaitu Irma Lumiga.
"Bu Irma punya passion tinggi untuk memajukan industri kreatif berbasis batik di tanah kelahirannya."
"Dalam penampilan IFW ini, yang dilibatkan adalah 100 persen perajin atau UMKM lokal. Ada proses dialog, ada transformasi dari desainer nasional ke perajin lokal."
"Ke depan ini akan semakin memajukan desainer-desainer muda di Banyuwangi, sehingga karyanya kian bisa diterima di level nasional," papar Anas.
Menurut Anas, pelibatan desainer yang sudah mapan seperti Irma Lumiga adalah bagian dari upaya mengonsolidasikan seluruh potensi Banyuwangi yang terserak di berbagai daerah dan bidang/profesi.
Beberapa tahun terakhir, kian banyak warga Banyuwangi di berbagai kta di dalam dan luar negeri ikut turun tangan membantu pengembangan daerah, termasuk terlibat di ajang promosi wisata Banyuwangi Festival yang digelar sejak 2012.
"Ibaratnya, kami bersama-sama mengumpulkan tulang-tulang berserakan, dipadukan semuanya menjadi satu tubuh yang kuat untuk membawa Banyuwangi ke depan semakin baik lagi."
"Pariwisata termasuk di dalamnya ada fesyen menjadi alat yang efektif untuk konsolidasi tersebut," jelas Anas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.