Dosen UIN Walisongo dan Unika Soegijapranata Perangi Ujaran Kebencian di Media Sosial
Dosen-dosen muda UIN Walisongo Semarang tergerak pedulu menyikapi ujaran kebencian, provokasi dan hoax atau berita bohong di media sosial.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rival Almamaf
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Dosen-dosen muda UIN Walisongo Semarang tergerak pedulu menyikapi ujaran kebencian, provokasi dan hoax atau berita bohong di media sosial.
Mereka turut menggandeng Universitas Katolik Soegijapranata sebagai salah satu komunitas akademik yang sama-sama perhatian untuk memerangi ini.
Nur Hasyim mewakil teman-temannya mengatakan kunjungan ini merupakan ekspresi kepedulian para dosen muda UIN Walisongo untuk bersama-sama menyuarakan pandangan komunitas akademik menyikapi fenomena media sosial yang telah mengganggu kehidupan bermasyarakat.
"Mengajak akademisi bersama-sama terlibat menyuarakan wacana alternatif di tengah kabut suram jagad sosial politik negeri ini," kata Nur Hasyim dalam keterangan resmi yang dikirim Humas Unika Soegijapranata kepada Tribun Jateng, Senin (6/2/2017).
Rektor Unika Soegijapranata, Prof Budi Widianarko, menyambut baik dan terbuka untuk terlibat bersama menyuarakan sikap akademis soal ini.
Unika Soegijapranata mendukung gerakan kebangsaan dalam bentuk diskusi-diskusi publik, pendampingan masyarakat, dan tulisan-tulisan di media massa.
"Keindonesiaan tidak boleh koyak, para pekerja kampus harus memerankan diri sebagai cendekiawan yang peduli pada persoalan yang tengah dihadapi masyarakat dan bangsa," ujar Budi.
Ia menambahkan kegiatan dosen dan mahasiswa yang beragam latar belakangnya di berbagai daerah telah banyak mendapat apresiasi dari masyarakat dan pemerintah.
Wakil Rektor IV Unika Dr Ridwan Sanjaya juga menambahkan bahwa masyarakat sebaiknya jangan terprovokasi dengan ujaran kebencian dan hoax, apalagi sumbernya dari situs-situs yang didanai oleh iklan dari provider tertentu.
"Bagi pengelola situs tersebut, informasi palsu dan bernada kebencian dipandang sebagai bisnis yang menguntungkan. Padahal dampaknya adalah persatuan bangsa," jelas dosen game technology tersebut.
Semua pihak harus bahu-membahu melawan hoax, ujaran kebencian, hingga provokasi pemecah belah umat beragama.