80 Persen Penggunaan Antibiotik di Indonesia Tidak Sesuai dengan Penyakit Pasien, Ini Akibatnya!
Bakteri resisten terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan standar yang salah di rumah sakit
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Bakteri resisten terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan standar (standard precaution) yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara Iain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik.
Bahkan dalam operasi hampir beragam operasi tidak membutuhkan antibiotik.
Hal ini disampaikan guru besar Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr dr Usman Hadi MD PhD Sp PD-KPTl usai diskusi ”Kendalikan Penggunaan Antibiotik untuk Mencegah Resistensi Antimikroba” digelar PT Pfizer Indonesia (Pfizer), Minggu (12/2/2017).
"Sebanyak 40 sampai 50% resisten terhadap golongan Cephalosporin generasi 3 dan 4,” jelas Usaman Hadi.
Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai rumah sakit di Indonesia ditemukan 80 persen tidak didasarkan pada indikasi dan berdasarkan data penelitian WHO dan KPRA/PPRA tahun 2013 di 6 Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia diidentifikasi bakteri penghasil ESBL (Extended-Spectrum BetaLactamase).
Menurutnya pada awalnya, tambahnya, resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi kemudian juga berkembang di lingkungan masyarakat, khususnya Streptococcus pneumoniae (5P), Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli.
”Perlu diingat bahwa penggunaan antibiotik harus di bawah pengawasan dokter dan mengikuti anjuran yang tepat karena pengobatan dengan obat antibiotik harus sesuai kondisi resistensi antimikroba masing-masing pasien."
"Untuk itu, pemberian dosis yang tepat dan perlunya kepatuhan penggunaan antibiotik pada terapi pengobatan penyakit infeksi, merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan agar proses penyembuhan penyakit ini tidak menyebabkan resistensi,” tambah pria yang juga menjabat sebagai Dokter Spesialis Konsultan Penyakit Tropls dan lnfeksi ini.
Selain itu, penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang dan beriklim tropis seperti di Indonesia.
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Antibiotik telah memiliki peran penting pada dunia kedokteran, karena telah menyembuhkan banyak kasus infeksi.
“Masalah resistensi antbiotik ini merupakan masalah yang kompleks dan harus diselesaikan bersama, karena bersifat muiti dimensi dan multi faktor serta melibatkan banyak stakeholders. Bukan saja melibatkan pasien atau dokter, tetapi juga melibatkan industri farmasi, industri rumah sakit, kepentingan bisnis dan kesadaran masyarakat,”lanjutnya.