Jasad Buruh yang Tertindih Batu Padas di Kerambitan, Belum Muncul di Permukaan
Peristiwa terjadi karena karena dinding penyekat galian roboh karena tidak kuat menahan air yang ada di sekitar galian
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Argawa
TRIBUNNWEWS.COM, BALI - Seorang buruh penggali batu padas di Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Herman (45) asal Bantu Gepeng, Banyuwangi diduga tewas karena tertindih dinding batu padas saat melakukan penggalian sekitar pukul 10.30 wita.
Peristiwa terjadi karena karena dinding penyekat galian roboh karena tidak kuat menahan air yang ada di sekitar galian.
Seorang rekan korban, Andika (31) yang beralamat di Dusun Krajan, RT/RW 002/013, Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur menyebutkan, saat kejadian dirinya berada diatas galian yang dalamnya sekitar 15 meter.
"Saat itu saya sedang makan, setelahnya terdengar suara teriakan dari rekan saya, Buk Dori, saat itulah saya tahu dinding penyekat roboh," katanya, Selasa (14/2/2017).
Dari pantauan di lokasi, ada empat blok tempat galian batu padas.
Tiga blok sudah terisi air dengan kedalaman sekitar 15 meter.
Satu blok yang sedang digarap oleh empat orang yakni, Herman (korban tewas), Andika, Buk Dori dan Sucipto dengan kedalam sekitar enam meter.
Sebelumnya posisi air dari dasar galian sekitar 13 meter di tiga galian di sebelah tempat kejadian.
"Saat tembok penyekat roboh air seperti tsunami, saya sempat lompat menolong Herman yang berada di dasar tempat galian dengan tali, tapi sudah tidak tampak oleh air. Dua rekan yang lain sudah menyelamatkan diri," jelasnya.
Hingga saat ini polisi dibantu dengan para buruh lain di lokasi masih mengupayakan evakuasi.
Korban meninggal diduga karena tertimpa dinding penyekat batu padas sehingga mayatnya belum muncul ke permukaan.