Tujuh Sipir LP Medaeng Diduga Terlibat Sindikat Narkoba
Tujuh petugas sipir Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Medaeng yang diduga terlibat sindikat peredaran narkoba diperiksa
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tujuh petugas sipir Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Medaeng yang diduga terlibat sindikat peredaran narkoba diperiksa di Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jatim.
Selama pemeriksaan yang sudah dilakukan penyidik internal Kanwil KemenkumHAM, sejak Kamis (17/2/2017), tidak banyak pengakuan yang berhasil digali dari ketujuh sipir.
Tujuh sipir yang diperiksa itu adalah Agus, Jerry, Tamim, Victor, Tabrani, Jaelani dan Samrani.
"Mereka rata-rata mengaku tidak tahu," tutur Kakanwil KemenkumHAM Jatim, Budi Sulaksana, Senin (20/2/2017).
Pemeriksaan tujuh sipir, diakui Budi Sulaksana dari informasi yang diberikan Badan Nasional Narkotika (BNN) Jatim.
Saat ditanya wartawan terkait siapa tersangka terpidana narkoba yang terkait dengan tujuh sipir tersebut, Budi lagi-lagi mengaku tak tahu.
"Informasi yang masuk hanya tujuh sipir diduga terlibat jaringan narkoba," ungkapnya.
Menurutnya, informasi yang disampaikan oleh BNN Jatim, tentunya bukan hanya sekadar omong. Namun BNN tentunya memiliki informasi lebih ditunjang dengan alat canggih untuk mengetahui keterlebitan mereka.
"Dalam waktu dekat, kalau mereka mungkir terus, kami akan meminta bantuan BNN untuk ikut memeriksa," tandasnya.
Salah satu faktor kesulitan untuk menguak ini adalah tidak ditemukannya barang bukti atau informasi dari tersangka yang ditangkap.
Meski demikian, pihaknya berjanji dalam waktu dekat persoalan ini akan terungkap karena sudah ada indikasi peredaran narkoba di Rutan Medaeng cukup besar.
"Kalau terbukti mengedarkan, tidak ada ampun baginya," tegasnya.
Bagaimana kalau saat diperiksa diinternal mereka mengakui atas keterlibatannya?
"Kalau demikian, mereka akan diberhentikan, kemudian kasusnya dilaporkan ke BNN," tegasnya.
Selama pemeriksaan ketujuh sipir, orang nomor satu di jajaran KehenmumHAM Jatim, mereka ditarik ke Kanwil KemenkumHAM Jatim di Jalan Kayon.
Mereka tidak boleh masuk atau datang ke Rutan Medaeng selama diperiksa. Hal ini untuk memudahkan pemeriksaan untuk mengungkap dugaan keterlibatan mereka.
"Disana (Rutan Medaeng) sudah dipasag tulisan mereka tidak boleh masuk," jelasnya.
Dijelaskannya, untuk memeriksa satu orang bisa membutuhkan waktu selama dua hari. Mereka saat ditanya oleh penyidik internal selalu mengaku tidak tahu.
"Urinenya negatif. Tapi saya kira teman-teman wartawan tahu bagaimana urine itu negatif," ungkapnya sembari tertawa.
Budi Sulaksana sebenarnya ingin mengungkap bagaimana modus dan upaya mereka dalam sindikat narkoba. Rupanya usaha yang dilakukan penyidik sia-sia karena mereka berusaha menutup diri agar tidak terjerat hukum.
Bagaimana peran CCTV di dalam Rutan sendiri? Dalam rekaman CCTV salah satu sipir yang tak disebutkan namanya kerap mengantar nasi pada seseorang.
Meski demikian, pihaknya berjanji dalam waktu dekat persoalan ini akan terungkap karena sudah ada indikasi peredaran narkoba di Rutan Medaeng cukup besar.
"Kalau terbukti mengedarkan, tidak ada ampun baginya," tegasnya.
Bagaimana kalau saat diperiksa diinternal mereka mengakui atas keterlibatannya?
"Kalau demikian, mereka akan diberhentikan, kemudian kasusnya dilaporkan ke BNN," tegasnya.
Selama pemeriksaan ketujuh sipir, orang nomor satu di jajaran KehenmumHAM Jatim, mereka ditarik ke Kanwil KemenkumHAM Jatim di Jalan Kayon.
Mereka tidak boleh masuk atau datang ke Rutan Medaeng selama diperiksa. Hal ini untuk memudahkan pemeriksaan untuk mengungkap dugaan keterlibatan mereka.
"Disana (Rutan Medaeng) sudah dipasag tulisan mereka tidak boleh masuk," jelasnya.
Dijelaskannya, untuk memeriksa satu orang bisa membutuhkan waktu selama dua hari. Mereka saat ditanya oleh penyidik internal selalu mengaku tidak tahu.
"Urinenya negatif. Tapi saya kira teman-teman wartawan tahu bagaimana urine itu negatif," ungkapnya sembari tertawa.
Budi Sulaksana sebenarnya ingin mengungkap bagaimana modus dan upaya mereka dalam sindikat narkoba. Rupanya usaha yang dilakukan penyidik sia-sia karena mereka berusaha menutup diri agar tidak terjerat hukum.
Bagaimana peran CCTV di dalam Rutan sendiri? Dalam rekaman CCTV salah satu sipir yang tak disebutkan namanya kerap mengantar nasi pada seseorang.