Penderita Daging Tumbuh di Mata Ini Pantang Menyerah, Terus Berjuang Demi Keluarga
Daging tumbuh sudah setahun menghinggapi kelopak mata kiri Samsudin (58). Ia pantang menyerah dan terus bekerja demi keluarganya.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Daging tumbuh sudah setahun menghinggapi kelopak mata kiri Samsudin (58). Sejak itu ia kesakitan dan mata kirinya tak lagi berfungsi.
Keadaan minus tanpa mata kiri tak membuat warga Dusun Kebonagung, Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, itu putus asa.
Dalam kondisi sakit Samsudin tetap produktif bekerja. Sehari-hari tangan bapak dua anak itu menganyam kerajinan welit atau atap daduk dari daun tebu, sumber ia menghidupi kebutuhan keluarganya.
Tak seberapa uang didapat Samsudin karena hasil kerajinannya belum tentu laku setiap harinya. Biasanya orang membeli welit untuk atap kandang sapi atau kambing.
"Tidak setiap hari ada yang membeli," cerita Samsudin kepada Surya di beranda rumahnya, Rabu (22/2/2017).
Penyakit yang mendera Samsudin ini berawal saat dirinya mengikuti pengobatan gratis operasi katarak. Ia menjalani operasi katarak di sebuah rumah sakit dan lancar.
Penglihatannya pulih setelah katarak di mata kirinya diangkat tim medis rumah sakit. Selang beberapa bulan Samsudin merasakan gatal di mata kirinya lalu muncul benjolan kecil yang perlahan membesar.
"Mulanya benjolannya hanya sakmenir (sebutir beras). Tapi kemudian tumbuh," Samsudin melanjutkan ceritanya.
Dokter spesalis mata sempat memeriksa kelainan pascaoperasi di mata kiri Samsudin. Hasil diagnosis ada daging tumbuh di mata kiri sehingga dokter merujuknya untuk berobat ke RSUD Dr Soetomo di Surabaya.
Sang anak mengantar dan memeriksakan mata ayahnya itu ke RS dr Soetomo. Dokter menjelaskan perlu operasi untuk mengangkat benjolan di mata kiri Samsudin.
Selama berobat Samsudin mengandalkan kartu BPJS. Tapi tak semua penyakit bisa diampu lewat pendanaan BPJS. Pengobatan Samsudin pun terganjal.
Termasuk rencana operasi bedah mata kirinya juga tidak berlanjut sampai sekarang. Ia tak punya begitu banyak uang untuk membiayai operasi matanya.
"Dulu sudah pernah cek up kesehatan sebelum operasi, mulai periksaan jantung dan tekanan darah. Hasilnya, kondisi saya belum memungkinkan untuk operasi," kata dia.
Samsudin berharap penyakitnya dapat segera diobati. Termasuk mendapatkan bantuan dari dermawan untuk membiayai operasinya.
"Mudah-mudah yang punya kelebihan rejeki ada yang membantu biaya operasi kami," Samsudin berdoa penuh harap.