Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamanan Raja Salman dan Rombongan Besar Berlibur ke Bali Masih Dibahas

Selama kunjungan ke Bali, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud beserta rombongan besar akan medapat pengawalan ekstra ketat VVIP.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Pengamanan Raja Salman dan Rombongan Besar Berlibur ke Bali Masih Dibahas
TRIBUN BALI/PRIMA/DWI/ISTIMEWA
Tangga motorized atau ekskavator yang khusus digunakan oleh Raja Salman mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma dan Bandara Ngurah Rai, Bali 

Selain itu, ada kerja sama di bidang penanggulangan terorisme dan radikalisme, termasuk adanya pemberian santunan bagi anggota Densus 88 Anti Teror yang gugur dalam melaksanakan tugas.

"Jadi untuk anggota Densus yang meninggal dunia, orangtuanya per tahun akan dihajikan oleh Kerajaan Arab Saudi, sebanyak 5 orang per tahun. Sebab, anggota Densus yang meninggal dunia itu dianggap sebagai syuhada," ucap Pramono.

Mengenai kunjungan ke Bali, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir menambahkan, Raja Salman tertarik dengan Pulau Dewata. Tapi belum diketahui agenda Raja Salman selama empat hari di Bal nanti.

"Bayangan saya, ada sejumlah informasi yang diterima Istana Raja bahwa Bali memiliki daya tarik. Tidak sedikit warga Saudi dan warga negara-negara Timur Tengah lainnya yang berbulan madu di Bali. Bali justru terkenal karena banyak yang ke sana untuk berbulan madu. Bisa jadi karena itu," kata Fachir.

Isu Utama

Rencana kedatangan Raja Saudi yakni Pangeran Salman selain memenuhi undangan Jokowi juga berkaitan dengan isu‑isu yang masih mengganjal dalam investasi Arab Saudi di Indonesia.

Anggota DPR RI Komisi VI Inas N Zubir menjelaskan program Pemerintahan Jokowi di sektor pengilangan minyak, menarik minat Arab Saudi untuk berinvestasi.

Berita Rekomendasi

Apalagi, kata Inas, industri kilang selama 10 tahun terakhir ini terabaikan.

"Dalam program pembangunan kilang, Jokowi telah menginstruksikan Pertamina untuk segera merevitalisasi dan membangun kilang baru," ujar Inas.

Inas memaparkan Pertamina menerjemahkannya dalam road map Grass Root Refinery (GRR) dan Refinery Development Master Plan (RDMP). Lalu Saudi Aramco dan NOC (perusahaan minyak negara Arab Saudi) telah dilengserkan posisinya sebagai invenstor di GRR Tuban oleh Rosneft.

Inas mengatakan Saudi Aramco juga menjadi investor di RDMP Cilacap, dimana JV Agreement‑nya sudah ditandatangani pada November 2016.

Tetapi, kata Inas, hal itu menuai protes dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).

"Dalam JV Agreement tersebut tampak benar bahwa Saudi Aramco memperoleh keuntungan yang lebih besar ketimbang Pertamina," ungkap Inas.

Dalam RDMP Cilacap tersebut, Saudi Aramco akan membenamkan investasinya sebesar 5 miliar dolar AS untuk meningkatkan kapasitas kilang Cilacap dari 350 MBCD menjadi 400 MBCD.

Kemudian, Inas mengungkapkan, komposisi kepemilikan kilang Cilacap berubah menjadi 55 persen Pertamina dan 45 persen Saudi Aramco.

"Isu tentang GRR Tuban dan RDMP Cilacap tersebut diperkirakan akan menjadi topik utama pembicaraan Pangeran Salman dengan Jokowi," kata Inas.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas