Jembatan Ngadi Putus Jadi Berkah Bagi Pemilik Perahu Tambang di Sungai Brantas
Untuk setiap sepeda motor dikenakan biaya Rp 2 ribu. Rata-rata dalam sekali berangkat ada 10-25 penumpang yang naik perahu.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Terputusnya Jembatan Ngadi akibat banjir, rupanya jadi berkah bagi para pemilik perahu tambang Sungai Brantas di Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Mashudi, seorang pemilik perahu tambang Sungai Brantas mengaku jumlah penumpangnya mengalami peningkatan.
Itu karena warga yang ingin melintas menggunakan perahunya, enggan memutar di Jembatan Ngujang, dengan jarak tempuh lebih jauh.
Sementara, yang memanfaatkan perahu tambang harus lewat Ngantru menyeberang Sungai Brantas. Jarak tempuh dapat diperpendek jika melintas menggunakan perahu tambang.
Untuk setiap sepeda motor dikenakan biaya Rp 2 ribu. Rata-rata dalam sekali berangkat ada 10-25 penumpang yang naik perahu.
Terbanyak, penumpangnya adalah warga dari wilayah Kecamatan Mojo di Kediri dan warga Kecamatan Karangrejo di Tulungagung.
Mashudi siap mengoperasikan perahu tambangnya selama 24 jam untuk menyeberangkan masyarakat yang membutuhkan jasanya. Ada 8 kru yang bergiliran mengoperasikan perahu tambang.
Selain Mashudi, di sekitar Jembatan Ngadi setidaknya ada tiga pemilik perahu tambang lainnya. Pemilik perahu inilah yang mendapat berkah karena penumpang perahunya mengalami lonjakan.(*)