Sang Istri Curiga Saldo Tabungan Berkurang Setengah Bulan Setelah Agung Meninggal
Istri Agung Prananta, Fatilan (25) mengaku sejumlah barang dan uang milik Agung hilang setelah dilakukan penangkapan oleh Polsek Ujung Pandang.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BINAMU - Istri Agung Prananta, Fatilan (25) mengaku sejumlah barang dan uang milik Agung hilang setelah dilakukan penangkapan oleh Polsek Ujung Pandang.
Hal itu diungkapkan Fatilan sesaat jenazah anaknya, Agung Pranata usai diautopsi di Kampung Rannayya, Kelurahan Tolo Barat, Kecamatan Kelara, Jeneponto, Kamis (2/3/2017) siang.
"Jam tangan suami kua itu diambil sama dompet, isinya dua juta, tapi dompetnya sudah dikembalikan sama STNK tapi uangnya sudah tidak ada yang dua juta," kata istri almarhum, Fatilan.
Selain itu, buku tabungan milik suaminya juga turut diambil petugas kala itu.
"Buku tabungannya juga diambil itu hari, tapi sudah dikembalikan, sisa saldonya itu waktu saya cek sisa 700 ribu," ujar ibu beranak satu itu.
Namun dia mengaku tidak mengetahui persis sisa saldo yang ditabung suaminya itu.
"Tapi setelah saya print rekening korannya, tanggal 14 bulan 10 ada penarikan sejumlah Rp 23 juta. Sementara suami ku meninggal tanggal 30 karena ditangkap tanggal 29 September, kalau jumlah saldonya saya kurang tahu pasti berapa," tutur Fatilan.
Dia mengaku belum mengetahui apa maksud dari petugas mengambil buku rekening suaminya.
"Saya belum tanyakan karena saya fokus dulu ini autopsinya," ungkap Fatilan.
Agung Pranata diringkus di rumahnya di BTN Minasaupa 29 September 2016 sekitar lima bulan lalu.
Setelah ditangkap, sehari kemudian Agung meninggal lantaran diduga mendapat perlakuan kasar saat penyidikan oleh Polsek Ujung Pandang.
Baca: Diduga Korban Penganiayaan Penyidik, Makam Agung Pranata Dibongkar
Sebelumnya puluhan warga Dusun Rannayya, Kelurahan Tolo Barat, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto mendatangi proses penggalian kuburan jenazah Agung Pranata, Kamis (2/3/2017).
Pembongkaran makam dilakukan untuk menjalani proses autopsi jenazah Agung oleh tim Forensik Polda Sulsel dibantu Tim Inafis Polres Jeneponto.
Autopsi dilakukan lantaran Agung meninggal saat proses penyidikan oleh Polsek Ujung Pandang Makassar.
Saat Agung dijemput di rumahnya, BTN Minasaupa, Makassar, 29 September 2016 lima bulan lalu oleh lima anggota Polsek Ujung Pandang, keluarga Agung menduga terjadi penganiayaan terhadap Agung.
"Waktu dijemput di rumahnya sama lima anggota Polsek Ujungpandang, kata istrinya Agung yang menggendong anaknya terus digebuki sama polisi," ujar ibunda Agung, Mawar menyaksikan proses pembongkaran jenazah anaknya.
Autopsi dilakukan atas permintaan keluarga Agung, untuk mengungkap penyebab kematian anak ketiga Mawar itu.