Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah Kelas 2 SD Deg-degan Menari Pendet di Depan Raja Salman

Walau hanya akan tampil selama 5 menit, gadis yang kini duduk di bangku kelas 2 SDN 3 Renon itu merasa deg-degan tampil di depan Raja Salman.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bocah Kelas 2 SD Deg-degan Menari Pendet di Depan Raja Salman
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Para gadis cilik berkaus merah muda, dengan rentang usia 8 sampai 11 tahun itu berlatih Tari Pendet massal untuk menyambut Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al-Saud yang akan menginjakkan kakinya di Pulau Dewata, Sabtu (4/3/2017) sore. 

"Jadi total bersama penabuh ada 75 orang yang akan tampil. Tidak ada pemilihan khusus, pertimbangannya ini sanggar yang dekat dari Disbud dan sering mendukung kegiatan di Disbud Provinsi. Nanti mereka tampil tepat di bawah pesawat, menghadap ke Raja saat turun," ujarnya.

Setelah gladi resik sore kemarin, mereka juga akan melakukan pemantapan terakhir di lokasi, Sabtu. Di mana dengan tenggang waktu sebelum rombongan Raja Salman tiba di Bali, mereka datang terlebih dahulu di Bandara untuk uji coba terakhir.

Rencananya mereka berkumpul pukul 14.00 Wita di Disbud Provinsi Bali dan ditargetkan tiba di Bandara pukul 15.00 Wita. Bersama dengan 3 bus para penari dan tim, akan ada satu truk yang mengangkat peralatan tabuh yang diberangkatkan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

"Jadi kami akan tiba lebih dulu di sana. Mencoba sekali lagi untuk blocking dan persiapan lainnya," ujar Beratha.

Tari Pendet merupakan tari penyambutan khas Bali sejak tahun 1950-an. Tari ini dipentaskan untuk menyambut tamu agung.

Dengan kesempatan ini Beratha berharap bisa lebih memperkenalkan seni dan budaya Bali ke ranah internasional, khususnya, dengan kedatangan rombongan Raja Arab tersebut.

Dan khususnya untuk para penari cilik ini akan menjadi pengalaman dan sejarah tersendiri karena berkesempatan unjuk gigi di depan Raja Arab Saudi.

Berita Rekomendasi

"Mengapa Tari Pendet, karena tari ini diciptakan sekitar tahun 1950-an sebagai tari penyambutan tamu agung. Harapannya dengan kesempatan ini bisa mempromosikan seni budaya dan adat kita apa adanya dari Bali," ujarnya.

Ni Ketut Suwitri, pemilik Sanggar Sawitri mengatakan, ini salah satu pengalaman paling panas untuk berkesempatan tampil di depan Raja Salman.

Ia pun mengakui baru mendapatkan kepastian kemarin sore, walau dari beberapa hari sebelumnya sempat mendapat kabar.

Namun karena sudah sering berlatih, menurutnya, penunjukan yang mendadak itu bukanlah kendala. Namun yang dipersiapkan adalah tarian yang lebih pendek.

Dari durasi yang seharusnya 9 menit, namun karena waktu yang terbatas, guru SMKN 5 Denpasar ini harus memperpendeknya menjadi 5 menit.

"Ini yang paling hot. Karena sebelumnya kan belum pernah ke sini. Dan ini mendadak baru kemarin sore dikabari kepastiannya. Tapi saya langsung siap," ujar Suwitri antusias. (cisilia agustina siahaan)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas