Bandar Narkoba Malaysia Kerap Jadikan Warga Indonesia Kurir
Pelaku kejahatan narkotika Malaysia kerap menggunakan warga negara Indonesia sebagai kurir dan dihargai murah.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Bagi sebagian pihak, bisnis narkoba memang terbilang cukup menggiurkan. Tanpa perlu bersusah payah, tiap kurir atau bandar mampu meraup untung berlipat ganda.
Meski demikian ternyata kurir asal Indonesia dibayar lebih murah dibanding kurir dari negara lainnya seperti Cina.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Eko Daniyanto, mengatakan kurir narkoba asal Indonesia diupah hanya belasan juta.
Baca: Petugas Kargo Bandara Selundupkan 14 Kilogram Sabu Jaringan Internasional
Baca: Polisi Tembak Mati Anggota Sindikat Narkoba Internasional
Baca: Narapidana Lapas Cipinang Kendalikan Peredaran Narkoba Lintas Negara
"Kurir-kurir dari negara Cina misalnya, mereka itu malah dibayar puluhan juta. Tiap kurir itu bisa mendapat upah Rp 30 juta sampai Rp 40 juta sekali pengiriman," ungkap Eko di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Senin (6/3/2017).
Jendral bintang satu ini mengatakan, kebanyakan kurir asal Indonesia direkrut oleh warga negara Malaysia. Sementara untuk Cina, Afrika, dan Iran, mereka mempekerjakan penduduk lokalnya sendiri.
"Kurir Indonesia itu paling dibayar Rp 15 juta tiap kali pengiriman. Jumlah itu tentu tidak sebanding dengan risiko yang akan dihadapi," kata Eko.
Ia menerangkan, untuk memberantas narkoba ini polisi tidak bisa bekerja sendirian. Polisi butuh dukungan masyarakat, terkait informasi peredaran narkoba.
"Kami bukan Superman. Kami butuh bantuan dari masyarakat untuk membasmi peredaran narkoba di Indonesia ini," ia menegaskan.