Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Komplotan Begal Diringkus Setelah Selama 6 Bulan Beraksi di 10 TKP

Dari tujuh anggota komlotan, empat sudah ditangkap dan tiga lainnya, yakni HA, AN dan TF masih dikejar polisi.

Penulis: Fatkul Alamy
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Anggota Komplotan Begal Diringkus Setelah Selama 6 Bulan Beraksi di 10 TKP
Surya/Fatkul Alamy
Hanafi dan Vicky Aulia digiring petugas Satreskrim Polsrestabes Surabaya. Mereka merupakan tersangka kejahatan jalanan yang sudah beraksi di 10 TKP. 

Laporan Wartawan Surya Fatkul Alamy

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pelaku kejahatan jalanan atau begal terus diburu tim Anti Bandit Satreskrim Polrestabes Surabaya. Terbaru, empat begal yang kerap meresahkan warga Surabaya diringkus tim Anti Bandit.

Keempat begal yang digulung, yakni Hanafi (22) asal Jl Genting Tambak Dalam Surabaya, Vicky Aulia (26), warga Jl Dupak Timur Surabaya, MS (16), Jl Wijaya Kusuma Surabaya dan RA (15), Jl Dupak Surabaya.

Mereka biasa beraksi dengan tujuh orang yang merupakan anggota komlotan Hanafi.

Dari tujuh anggota komlotan, empat sudah ditangkap dan tiga lainnya, yakni HA, AN dan TF masih dikejar polisi.

"Komlotan Hanafi ini sudah beraksi di 10 TKP selama enam bulan. Dalam aksinya mereka kerap melakukan ancaman dengan sajam dan mengeroyok korban untuk merampas motor," sebut AKBP Shinto Silitonga, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (10/2/2017).

Hanafi dkk terakhir merampas motor Honda Beat S 2093 LI milik Amros Patikaka, warga Lamongan di kawsan Margomulyo Surabaya. Motor etrsebut dirampas oleh Hanafi dkk dengan cara mengancam pakai pisau.

BERITA TERKAIT

Motor curian tersebut, selanjutnya oleh Hanafi dan RA hendak dibawa ke Madura untuk dijual. Tapi, keduanya harus berhadapan dengan tim Anti Bandit yang melakukan operasi di seputar Jembatan Suramadu. Karena tidak bisa menunjukan surat-surat kendaraan bermotor, keduanya ditangkap tim Anti Bandit.

"Dari Haniafi dan RA, kami melakukan pengembangan dan menangkap Vicky dan MS. Komlotan ini biasa beraksi ramai-ramai dengan modus memepet dan mengancam korban," terang Shinto.

Hanafi mengaku, dirinya menjadi begal lantaran tidak memiliki pekerja tetap dan harus membiayai hidup keluarganya.

"Saya sudah melakukan 10 kali merampas motor dan hasilnya untuk keperluan hidup keluarga. Saya malu ke mertua jika tidak bisa menghidupi keluarga," aku Hanafi.

Dia sempat menangis di hadapan polisi. Karena ingat istri dak keluarganya yang ditinggal di rumah. Padahal, istrinya tidak bekerja.

"Saya terpaksa melakukan ini, tidak punya uang untuk keluarga. Jadi merampas motor dengan teman-teman," cetus Hanafi.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas