TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Kabar perselingkuhan dua oknum PNS Kota Kediri menyebar di media sosial (medsos).

PNS yang selingkuh ini melibatkan ajudan Wali Kota Kediri dengan salah satu kepala bidang di Kantor Pemkot Kediri.

Kabar perselingkuhan ini bermula dari pesan yang tersebar di medsos. Pesan itu berupa ungkapan Rz yang curhat karena istrinya RO berselingkuh dengan Gz.

Saat ini RO menjabat sebagai salah satu kabid. Sedangkan Gz menjadi ajudan Wali Kota Kediri.

Selain mengungkap kasus perselingkuhan istrinya di medsos, Rz juga melaporkan kepada atasan istrinya di Kantor Pemkot Kediri.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Kantor Kominfo Pemkot Kediri, Haris Chandra Purnama membenarkan telah menerima pengaduan dari suami salah satu bawahannya.

"Laporannya termasuk pelanggaran disiplin. Nanti ada tim untuk memproses benar tidaknya laporannya," jelas Haris, Selasa (14/3/2017).

Sejauh ini pihaknya tidak mau berandai-andai dengan laporan yang masuk karena bakal menyerahkan sepenuhnya kepada tim untuk menindaklanjuti.

Apip Permana, Kabag Humas Pemkot Kediri saat dikonfirmasi Surya menjelaskan, setelah ada pengaduan dari suaminya (Rz), tim dari Inspektorat telah menindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan.

"Sebelumnya suaminya telah melaporkan istrinya (RO) kepada atasannya di Kantor Kominfo," jelasnya.

Baca: Pesawat F16 Tergelincir, Lanud Roesmin Nurjadin Tunggu Hasil Penyelidikan PPKU

Melalui hasil pemeriksaan Inspektorat bakal diketahui apakah benar istrinya telah berselingkuh.

Karena kedua belah pihak bakal dimintai keterangan terkait kejadian yang dilaporkan suaminya.

"Lewat pemeriksaan inspektorat petugas masih mengkaji, belum bisa mengeksekusi. Kalau benar, sanksinya sesuai aturan kepegawaian yang berlaku," jelasnya.

Terkait laporan suami yang ditujukan kepada atasan istrinya, intinya suaminya curhat karena telah merasa dikhianati oleh istrinya.

Ngeprint Berjam-jam
Kasus dugaan perselingkuhan RO dengan Gz terbongkar setelah suaminya curiga dengan sikap istrinya.

Saat bermain bersama anak-anaknya, RO lebih sering chating dengan HP.

"Saat kami bersama anak-anak bermain di Taman Baru Pesantren, istri saya lebih asyik chattingan. Lawan chattingnya ya Gz, ajudan wali kota," ungkap Rz kepada Surya, Selasa (14/3/2017).

Rz semakin curiga karena setelah bersama anak-anaknya, istrinya kemudian pamit hendak ngeprint ke Bandar.

"Pamitnya mau ngeprint bahan-bahan untuk acara Pak Wali," ungkapnya.

Namun, anehnya ngeprint itu berlangsung selama berjam-jam. Kemudian Rz mencoba mendatangi ke lokasi ngeprint istrinya ternyata tidak menemuinya.

Terlebih saat dikontak beberapa kali juga tidak diangkat.

Berselang dua jam kemudian istrinya baru bisa dikontak dengan alasan masih otw ke lokasi penjahit di Pasar Pahing.

Rz kemudian mendatangi ke lokasi penjahit di Pasar Pahing menemui istrinya. Namun versi saksi warga di sekitarnya, istrinya ternyata baru saja datang.

Karena kesal, Rz kemudian merebut HP istrinya. Sempat terjadi tarik-tarikan tangan karena istrinya berusaha untuk mempertahankan HP.

Malahan RO sempat meneriaki suaminya yang berlari sambil membawa HP yang direbut dari tangan istrinya dengan teriakan jambret.

Namun Rz tak peduli terus berlari sambil membawa HP istrinya.

Dari HP istrinya diketahui jika RO telah chatting dengan panggilan mesra dan sayang-sayangan dengan Gz.

Malahan keduanya telah janjian bertemu di kamar hotel yang ada di Jl Mayor Bismo.

"Dari chattingnya istri saya menginap di kamar D - 6 yang menjadi lokasi langganannya," ungkapnya.

Rz kemudian juga mengecek ke kamar hotel tersebut memang baru ditempati untuk menginap.

"Seluruh chating istri saya dengan ajudan sudah saya simpan untuk bukti," jelasnya.

Kasus dugaan perselingkuhan ini kemudian dilaporkan ke Polres Kediri Kota.

"Kasus istri saya dengan ajudan sudah saya laporkan ke penyidik Polres Kediri Kota. Kami berharap kasusnya segera diproses," tambahnya.

Rz mengaku telah dikhianati istrinya yang saat ini menjabat sebagai salah satu Kabid di Kantor Kominfo Pemkot Kediri.

Karena perbuatannya tidak pantas, kedua oknum PNS itu mendapatkan sanksi setimpal.