Gagal Curi Rumah Mantan Tentara, Junaidi Tewas Ditembak
Melihat kondisi rumah tak terkunci, Abdul Sani yang berpawakan besar, berambut gondrong, bertugas sebagai eksekutor.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Abdul Sani, warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terbilang beruntung.
Nyawa pemuda 25 tahun ini masih terselamatkan, meskipun mengalami luka parah akibat diamuk warga setelah membobol rumah Rabu (15/3) siang.
Dalam kejadian ini, Sani tidak beraksi sendiri melainkan bersama Junaidi warga Semampir, Surabaya.
Sasarannya rumah milik purnawirawan TNI AD Sanali warga Dusun/Desa Menanggal, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Melihat kondisi rumah tak terkunci, Abdul Sani yang berpawakan besar, berambut gondrong, bertugas sebagai eksekutor.
Dia masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar. Setelah mendapatkan dompet berisi uang tunai sebesar Rp 545 ribu, ia pun bergegas keluar.
Apesnya, aksi ini dipergoki oleh Siti Mukhlisa istri Sanali. Sontak saja, korban pun berteriak maling.
Karena aksi pelaku dipergoki, Abdul Sani tak kurang akal. Ia pun membentak korban, hingga perempuan 49 tahun ini pun lari melalui pintu samping dan meminta pertolongan.
Pelaku akhirnya lari bersama Junaidi yang telah menunggu di depan rumah.
Meskipun korban telah berteriak maling, namun warga sempat tak menyadarinya. Pasalnya, gelagat kedua pelaku saat kabur tidak menunjukkan kalau telah berbuat kriminalitas.
Karena teriakan korban tak kunjung berhenti, warga pun akhirnya mengejar kedua pelaku yang mengendarai motor Honda Beat L 5839 FG warna putih.
Nasib apes pun menimpa keduanya, warga yang geram kemudian memukul hingga menelanjangi keduanya.
Akibatnya, Junaidi tewas di lokasi karena tembakan senapan angin yang diduga dilakukan oleh warga.
Korban meninggal dunia karena tembakan tepat dibagian dada dan kening.
Sedangkan Abdul Sani, dilarikan ke RSUD dr Prof Soekandar karena mengalami luka parah dibagian wajah.
"Kami masih dalami, kalau dilihat dari barang yang dibawa seperti pisau, celurit, golok, sangkur, di dalam tas warna hitam, keduanya ini spesialis," kata Kasatreskrim Polres Kabupaten Mojokerto AKP Budi Santoso saat ditemui di RSUD dr Prof Soekandar.
Disinggung soal tembakan yang dilakukan warga, Budi Santoso akan mengusut lebih dalam. Oleh karena itu kasus ini pun, kemudian ditangani oleh Satreskrim Polres Kabupaten Mojokerto untuk diselidiki lebih dalam.
"Luka tembak bukan karena polisi, tetapi karena tembak senapan angin, bukan revolver. Kami akan selidiki lebih dalam," tegasnya.