1.800 Sosialita Surabaya Kumpul Artis Ibukota di CWS
ujan deras yang mengguyur kota Surabaya tak menyurutkan kemeriahan ‘pesta’ di Atrium Ciputra World Mall Surabaya, Sabtu (25/3/2017).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Hujan deras yang mengguyur kota Surabaya tak menyurutkan kemeriahan ‘pesta’ di Atrium Ciputra World Mall Surabaya, Sabtu (25/3/2017).
Malam itu sekitar 1.800 sosialita Surabaya kumpul bersama para aktor dan aktris pendukung film Perfect Dream.
Mereka hadir di pusat perbelanjaan di Surabaya barat ini sekitar pukul 19.30. Sejumlah mobil mewah bergantian merapat di drop zone Ciputra World Surabaya (CWS).
Ada limo Hammer warna hitam sepanjang delapan meter, dan lainnya ferari berbagai tipe.
Di bagian akhir rangkaian mobil mewah itu turun para artis Perfect Dream. Di antaranya adalah Ferry Salim, Baim Wong, Wulan Guritno, dan Rara Nawangsih, serta sutradara Hestu Saputra.
Sedang di deret sosialita ada Uci Flowdea, Amelia Salim, dan juga Arie Soeripan, Ketua Granat Jatim.
Begitu sampai di Atrium CWS, para sosialita dan artis ibukota itu menggelar pesta wine. Mereka sempat foto bersama dan menikmati jamuan makanan kecil sebelum gelar premier di Studio XXI di lantai 5 CWS.
“Ini film penuh tantangan, karena seluruh produksinya dilakukan di Surabaya,” tegas Amelia Salim, produser Perfect Dream.
Amelia Salim tidak sendiri. Untuk penggarapan film drama penuh intrik tentang gembong mafia Surabaya ini juga dibantu oleh Uci Flowdea selaku eksekutif produser.
Baik Amelia Salim maupun Uci Flowdea sepakat harus ada film yang tidak ‘Jakarta Centris’. “Gemerlap Surabaya saya yakin tidak kalah dengan Jakarta.
Apa yang ada di Jakarta juga ada di Surabaya. Karena itu saya bertekad seluruh produksi dibuat di Surabaya,” tandas Amelia Salim.
Gala Premier film Perfect Dream ini dibikin hattrick. Setelah acara serupa di Jakarta pada 21 Maret 2017 dan di Surabaya (25/3), masih akan menyusul gala premier ketiga pada 30 Maret 2017.
Selain Fery Salim, Baim Wong, dan Wulan Guritno, film Perfect Dream juga menampilkan yang sudah tak asing, seperti H Qomar, Hengky Solaiman, dan Popi Solvia.
Ide dari Hestu Saputra dan Sinung Winahyo ini kemudian dijadikan skenario yang ditulis bersama oleh Hestu Saputra, Sinung Winahyoko, Syamsul Hadi, dan Nugie Apri.