Umat Hindu di Medan Arak Patung Buto Kala Sedang Pegang Gadget
Sehari jelang Hari Raya Nyepi, Paguyuban Umat Hindu Bali-Medan melangsungkan pawai ogoh-ogoh.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sehari jelang Hari Raya Nyepi, Paguyuban Umat Hindu Bali-Medan melangsungkan pawai ogoh-ogoh.
Kali ini, patung ogoh-ogoh berukuran besar berwarna merah yang memiliki wajah seram terbilang unik.
Pasalnya, patung Buto Kala yang melambangkan sifat negatif itu memegang sebuah gadget di tangan kanannya. Banyak orang awam yang penasaran, kenapa patung raksasa itu ditambahi dengan gadget.
"Patung ogoh-ogoh yang kami buat ini juga mengikuti perkembangan zaman. Saat ini, manusia menggunakan teknologi," kata I Wayan Dirgayasa, Ketua Suka Duka Dirgayasa Paguyuban Bali-Medan di halaman Pura Agung Raksa Buana, Medan Polonia, Senin (27/3/2017).
Wayan mengatakan, jika teknologi yang ada tidak dimanfaatkan sebaik mungkin, tentu keberadaannya akan menimbulkan dampak negatif bagi manusia.
Maka dari itu, lanjut dia, umat Paguyuban Bali-Medan menyematkan gadget di tangan patung ogoh-ogoh yang mereka buat.
"Ogoh-ogoh ini juga merupakan seni. Dan selain itu, tentunya ogoh-ogoh ini seperti yang saya katakan tadi, dia simbol keburukan," ungkap Wayan.
Dengan melakukan arak-arakan ogoh-ogoh, maka selesailah ritual menjelang Nyepi. Sebelum melaksanakan arak-arakan, umat Hindu terlebih dahulu melakukan mencari, atau pembersihan diri.
"Harusnya selesai diarak, patung ini dibakar. Namun, mengingat kondisi tempat yang tidak memungkinkan, maka kepala patung kami copot saja. Ini sebagai bentuk musnahnya sifat negatif manusia," ungkap Wayan.(*)