Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Salat Menyimpang, Warga Desa Nyaris Bakar Damiri dan Pengikutnya

Diduga melenceng dari ibadah umat Islam pada umumnya, Damiri dan pengikutnya nyaris dibakar warga Desa Karangbawang, Banyumas.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Cara Salat Menyimpang, Warga Desa Nyaris Bakar Damiri dan Pengikutnya
Tribun Jateng/Khoirul Muzakki
Damiri diamankan di Polsek Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Rabu (29/3/2017). Ia diduga mengamalkan dan menyebarkan ajaran sesat yang meresahkan warga Desa Karangbawang, Kecamatan Ajibarang. TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Warga Desa Karangbawang, Ajibarang, Banyumas, resah terhadap pengajian diduga berisi ajaran sesat pimpinan Damiri (50).

Damiri tercatat sebagai warga Desa Darmakradenan, Ajibarang. Ia memimpin pengajian di rumah Jamingan, warga Desa Karangbawang, sejak akhir 2016.

Sekitar 500 warga desa menggeruduk rumah Jamingan pada Selasa (28/3/2017) malam. Di lantai dua rumah tersebut Damiri mengaji bersama 21 pengikutnya.

"Ada pengelompokan massa Selasa malam yang sudah mengepung rumah itu. Saya dihubungi, mereka mengancam akan membakar rumah," kata Kepala Desa Karangbawang, Budi Supraptoro, Kamis (30/3/2017).

Warga sempat berteriak dan nyaris menyulut api dan membuangnya di depan rumah Jamingan yang dijadikan tempat usaha pengisian bahan bakar minyak.

Damiri dan pengikutnya hanya bertahan di dalam karena memilih aman.

Berita Rekomendasi

Budi segera menghubungi Polsek Ajibarang dan Koramil untuk mengamankan keadaan. Emosi massa agak mereda setelah Budi bersama aparat keamanan mendatangi lokasi.

Akhirnya Budi dan aparat keamanan memutusukan masuk ke dalam rumah Jamingan untuk menemui Damiri dan pengikutnya yang masih bertahan di lantai dua.

Lantaran situasi tak kondusif, polisi mengamankan Damiri dan membawanya ke Polsek Ajibarang agar terhindar dari amuk massa.

Polisi juga mengamankan sepuluh jilid kitab Alquran dan terjemahan yang selama ini dipakai Damiri dan pengikutnya mengaji.

"Warga ada yang bilang kalau darah mereka halal. Ini kan bahaya kalau tidak cepat cepat diamankan," sambung Budi.

Ajaran Damiri kepada pengikutnya diduga menyesatkan. Gerakan salat mereka melenceng dari pakem yang diamalkan umat Islam pada umumnya.

Setelah takbiratul ikhram mereka menempelkan kedua telapak tangan seperti cara sembahyang umat Hindu. Damiri diduga tidak menggunakan hadis untuk amalan ibadahnya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas