Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Punya Uang, Suryani Terpaksa Lahirkan Anaknya di Depan Rumah, 3 Jam Kemudian Meninggal

Suryani, tidak memiliki biaya untuk ke rumah sakit hingga memilih bertahan melahirkan di rumahnya dengan normal.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tak Punya Uang, Suryani Terpaksa Lahirkan Anaknya di Depan Rumah, 3 Jam Kemudian Meninggal
Tribun Timur
Warga Desa Lamunre Tengah, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Suryani (32), melahirkan tanpa bantuan bidan maupun perawat di kediamannya, Rabu (29/3/2017) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, LUWU -  Warga Desa Lamunre Tengah, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Suryani (32), melahirkan tanpa bantuan bidan maupun perawat di kediamannya, Rabu (29/3/2017) malam.

Suryani melahirkan prematur dengan usia kandungan berjalan tujuh bulan.

"Waktu mau melahirkan saya telpon bidan tapi bidannya tidak bisa datang, saya bilang darurat meka bu tapi dia suruh ke rumah sakit," ujar Suryani, kepada TribunLuwu.com (Tribunnews.com Network) saat ditemui di kediamannya, Minggu (2/4/2017).

Suryani, tidak memiliki biaya untuk ke rumah sakit hingga memilih bertahan melahirkan di rumahnya dengan normal.

"Saya tidak pergi ke rumah sakit karena tidak ada biaya, biar uang sepeserpun itu malam tidak ada sama sekali saya pegang, tidak ada juga BPJS-ku," tuturnya tertunduk.

Untuk makannya sehari-hari, Suryani harus menjual perabotan rumah, piring, gelas dan televisi.

Suaminya, Firman (34), tiap harinya hanya bekerja sebagai penjual ikan milik orang di pasar.

Berita Rekomendasi

Terkadang, suaminya itu membawa pulang uang Rp 30 ribu per hari.

Bayi yang dilahirkan Suryani berjenis kelamin laki-laki, hanya saja kesulitan bernafas dan hanya bertahan selama tiga jam hingga akhirnya meninggal.

Suryani mengubur bayinya itu di jalan depan rumahnya,Kamis (30/3/2017) pagi.

Dirinya kini malu ingin keluar rumah karena mendengar cerita orang jika dirinya menyembunyikan bayinya, bahkan ia mendengar cerita kalau dirinya mengubur anaknya hidup-hidup.

"Adaji kasian tetanggaku datang lihat bayiku, meninggal memang mi itu bayiku. Karena orang-orang kira saya sembunyikan ini bayiku, padahal adaji kasian saksi mata yang lihat," ucapnya.

Lagi-lagi karena tidak ada biaya, dirinya tidak memanggil imam untuk menguburkan anaknya itu.

Hal itupulalah yang menjadi alasan sehingga Suryani menguburkan anaknya itu di depan rumah.

Ironisnya, karena gosip tetangga, Suryani bersama suaminya sempat diperiksa di Polres Luwu dan akhirnya dimintai untuk memindahkan kuburan bayinya itu.

"Sudah mi dipindahkan tadi pagi, dikuburkan di tempat pemakaman umum di Ulo-ulo," tuturnya.

Suryani tinggal bersama suami dan seorang anak, ibu dan adik bungsunya.

Disela himpitan kebutuhan rumah tangganya, ia juga mengurus ibunya yang sudah terbaring sakit selama dua bulan.

Adik bungsunya yang memiliki keterbelakangan mental yang lazim disebut muka seribu.

Penulis: Desy Arsyad

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas