Tanda-tanda Longsor di Ponorogo Sudah Diketahui Dua Pekan Lalu
Tanda-tanda longsor yang menerjang warga Dusun Tangkil, Desa Banaran, Pungkul, Ponorogo, sudah diketahui sejak dua pekan lalu.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Nuraini Faiq
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Andai warga Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pungkul, Ponorogo, tetap di pengungsian situasinya tak tragis dan memilukan seperti sekarang.
Jika tetap bertahan di pengungsian mulai tadi malam hingga pagi tadi, longsor Ponorogo tak menjadi tragedi dengan banyak korban.
"Warga sudah mengungsi beberapa hari. Karena Minggu pagi tadi cuaca cerah, warga ingin melihat rumah dan panen jahe," kata Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Sabtu (1/4/2017).
Lokasi panen jahe persis berada di bawah bukit yang sebelumnya sudah retak.
Menurut keterangan BPNB setempat, ada 15 warga yang pagi itu panen jahe. Sementara 22 yang warga lainnya berada di rumah.
Petugas BPBD, Perangkat desa, dan aparat sudah memberitahukan tanda-tanda bukit yang retak. Tanda-tanda longsor ini sudah diketahui 20 hari lalu.
Hujan deras menyebabkan munculnya retakan-retakan di perbukitan. Dari peta rawan longsor, Desa Banaran berpotensi longsor paling tinggi.
Sejak adanya tanda-tanda longsor masyarakat mengungsi sementara pada malam hari. Siang hari mereka kembali ke rumah untuk beraktivitas sehari-hari.
Hujan lebat mengguyur desa pada Jumat (31/3/2017) malam namun tidak terjadi longsor.
BPBD dan aparat telah mengarahkan masyarakat untuk menjauh lokasi longsor mengingat kondisi tanah masih labil.
Lantaran cuaca cerah, warga ramai-ramai meninggalkan pengungsian di desa tetangga hingga longsor menerjang mereka.