Pesan Wali Kota Surabaya: Jangan Anggap Kita Paling Benar
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta mahasiswa menjaga toleransi dan tidak terprovokasi isu SARA yang saat ini berkembang.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Sulvi Sofiana
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta mahasiswa menjaga toleransi dan tidak terprovokasi isu SARA yang saat ini berkembang.
Perempuan yang akrab disapa Risma ini mencemaskan belakangan ini muncul banyak unjuk rasa yang memperuncing perbedaan.
"Dari awal semuanya memang sudah berbeda. Kalau kita menganggap paling benar sendiri itu artinya kita tak pernah menghormati apa yang diperjuangkan para pahlawan," jelas Risma dalam seminar "Toleransi Umat Beragama dalam Cita-cita Kebhinnekaan dan Keutuhan NKRI" di Universitas Airlangga, Surabaya, Senin (3/4/2017).
Menurut Risma, Tuhan menciptakan manusia berbeda agar saling menghormati satu sama lain. Sehingga perbedaan bukan diperdebatkan.
"Tuhan pasti menciptakan semua manusia sama derajatnya. Memang dibuat berbeda itu supaya indah. Kalau sama semua pasti membosankan," kata dia.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Muhammad Iqbal, mengatakan seminar ini momentum emas untuk kembali membangkitkan kebhinnekaan kepada masyarakat terutama mahasiswa.
"Bangsa ini mempunyai keanekaragaman dengan perbedaan tetapi itulah yang menjadi kekuatan," kata mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Selain menekankan pentingnya toleransi, Iqbal mengimbau mahasiswa untuk tidak mendekati narkoba karena satu dari sekian racun yang dapat melemahkan bangsa.
Sementara itu, Ketua PCNU Surabaya Muhibbin Zuhri menyatakan Kebhinnekaan merupakan prasyarat bangunan eksistensi negara.
Sementara bagi yang plural, kebhinnekaan harus terus dijaga karena bangsa Indonesia terbangun karena keragaman tersebut.
"Kalau ini kemudian dirusak, maka eksistensi bangsa ini jadi terganggu. Semua kelompok harus menghargai kelompok lain baik kelompok ideologi, agama, suku, kebudayaan," kata dia.