Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gadis Tamatan SMP Ini Gagal Rayakan Ultah karena Tewas Dibegal

Bunga meregang nyawa akibat bacokan senjata tajam yang dilakukan komplotan begal

Penulis: Wakos Reza Gautama
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Gadis Tamatan SMP Ini Gagal Rayakan Ultah karena Tewas Dibegal
Tribun Lampung/Wakos Gautama
Parjiah (42), ibunda Bunga, hanya bisa meneteskan airmata mengingat kenangan dengan anak sulungnya itu. 

Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Pupus sudah asa Bunga Fikalia untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-18 pada 9 April mendatang.

Rencana yang sudah dirancang oleh Bunga dan ibunya beberapa minggu lalu harus bubar karena Bunga kini sudah tiada.

Bunga meregang nyawa akibat bacokan senjata tajam yang dilakukan komplotan begal.

Jasad Bunga ditemukan di Dusun Karang Indah, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, Senin (3/4/2017) malam.

Bunga
Almarhumah Bunga Fikalia (dok keluarga)

Kondisinya mengenaskan dengan usus terburai, luka tusuk di pundak dan luka robek di tangan. Sepeda motor yang dikendarai Bunga juga raib.

Parjiah (42), ibunda Bunga, hanya bisa meneteskan airmata mengingat kenangan dengan anak sulungnya itu.

Berita Rekomendasi

“Beberapa minggu lalu, dia minta dibuatkan pesta ulang tahun kecil-kecilan di rumah. Dia bilang mau undang teman-teman. Saya jawab iya,” lirih Parjiah saat diwawancarai di rumahnya di Dusun Sukarame Pasar, Desa Natar, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Selasa (4/4/2017).

Di mata Parjiah, Bunga adalah tumpuan keluarga.

Usai bapak ibunya bercerai, Bunga tinggal bersama sang bunda, sementara ayah pergi ke Pulau Jawa.

Jenazah Bunga Fikalia (18) dimakamkan di tempat pemakaman umum Firdaus di Desa Natar, Lampung Selatan, Selasa (4/4/2017). Bunga adalah korban pembunuhan yang diduga dilakukan komplotan begal.
Jenazah Bunga Fikalia (18) dimakamkan di tempat pemakaman umum Firdaus di Desa Natar, Lampung Selatan, Selasa (4/4/2017). Bunga adalah korban pembunuhan yang diduga dilakukan komplotan begal. (Tribun Lampung)

Sejak perpisahan orangtuanya, Bunga tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas (SMA).

“Saya tidak ada biaya untuk sekolah Bunga,” kata Parjiah.

Untuk menghidupi Bunga dan kedua adik kembarnya, Parjiah berjualan kue jajanan pasar di Pasar Natar. Bunga membantunya. Setiap harinya, Bunga bangun pukul 03.00 WIB.

Ibu dan anak ini membuat kue di rumah. Pagi harinya, Bunga pergi ke pasar menjajakan kue.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas