Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Tercecer Tentang Dosen Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur

Perkara apa yang menjerat IKS (46), Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga? Berikut sejumlah fakta di lapangan.

Penulis: Y Gustaman
zoom-in Fakta Tercecer Tentang Dosen Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur
Surya/Fatkul Alamy
Penyidik menggelandang IKS, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, tersangka pencabulan ke kantor Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/4/2017). SURYA/FATKUL ALAMY 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Perkara apa yang menjerat IKS (46), Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga? Berikut sejumlah fakta di lapangan.

Pelaku Pencabulan

Petugas keamanan Celebrity Fitness lantai 4 Galaxy Mal Surabaya menangkap IKS karena laporan pelanggan fitnes berinisial JS, remaja pria 16 tahun, yang mengaku dicabuli pelaku di ruang sauna pada Sabtu (1/4/2017) pukul 19.00 WIB-pukul 20.00 WIB.

Pelaku memegang tubuh korban yang mengenakan handuk. Selanjutnya, pelaku membuka handuk korban dan dua kali melakukan pelecehan seksual.

Usai dicabuli korban melapor ke resepsionis. Manajemen Celebrity Fitness lalu menelepon IKS dan meminta kembali datang. IKS kembali ke tempat fitnes dan mengakui mencabuli JS.

Selanjutnya, petugas keamanan menangkap pelaku dan melaporkannya ke Polsek Mulyorejo. Kasus ini kemudian menjadi perhatian Polrestabes Surabaya.

Ditahan Sejak Minggu Malam

BERITA TERKAIT

Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Surabaya akhirnya menetapkan IKS sebagai tersangka dan menahannya Minggu (2/4/2017) pukul 23.30 WIB.

Tersangka IKS melakukan pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur sesuai Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014. Ancaman hukuman paling singkat 5 tahun.

"Korban sebenarnya sempat menghindar tapi takut. Selanjutnya korban mandi shower room dan keluar," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga pada Selasa (4/4/2017).

IKS merupakan anggota Cellebrity Fitness Galaxy Mal Surabaya. Kartu anggota pelaku Celebrity Fitness One sudah disita penyidik untuk kepentingan penyidikan, dua handuk warna putih, dan rekaman kamera pengawas berisi pengakuan korban ke petugas resepsionis.

Penyidik juga sudah meminta visum et repertum korban ke Pusat Pelayanan Terpadu Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.

Bercelana Pendek dan Sandal Jepit

Sejak diperlihatkan penyidik Polrestabes Surabaya pertama kali ke wartawan pada Selasa (4/4/2017), IKS mengenakan penutup kepala. Ia hanya menunduk dan tak berkomentar kepada wartawan.

IKS tampak memakai sandal jepit, celana pendek warna biru gelap dan kaus tahanan warna merah.

Diperiksa Psikolog

Dalam kasus ini penyidik berencana memeriksakan IKS ke psikolog Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim guna mengatasi apakah pelaku mengalami kelainan seks.

Shinto menuturkan, penyidik belum tahu apakah IKS memiliki kelainan seks atau tidak. Ia memastikan IKS dengan korbannya, JS, tidak saling kenal.

Kondisi Korban Sudah Stabil

Setelah menjadi korban pencabulan di ruang sauna Celebrity Fitness, JS seperti disampaikan penyidik tidak terganggu dan kondisi kejiwaannya stabil. Awalnya memang ketakutan.

Tak hanya pelaku, penyidik juga akan memeriksakan korban JS ke psikolog Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.

IKS Dikenal sebagai Peneliti

Selama ini IKS dikenal aktif dalam berbagai penelitian dan kegiatan kampus. Karena jabatan fungsional dan penelitiannya, jam mengajar IKS tidak sebanyak dosen umum.

Pada 2015 dia dipercaya menjadi wakil dekan untuk urusan kerja sama. Kasus yang menjerat IKS sudah diketahui Rektor Universitas Airlangga Prof M Nasih.

Kepala Tata Usaha FKG Unair, Sucoko, mengatakan IKS sebagai sosok pendiam tapi untuk urusan pekerjaan dan mengurus banyak kerja sama sangat terbuka. Hubungan dengan dosen lainnya biasa.

Selain mengajar dan meneliti di kampus A selama jam kerja, IKS kerap keluar kampus untuk mengurus penelitiannya, banyak mengurus jurnal scopus.

Ia meneliti juga di kampus C di gedung Institute Tropical Disease. IKS cukup sulit untuk ditemui, apalagi dengan jabatan fungsionalnya.

Hanya saja jika untuk urusan kerja sama dengan mahasiswa asing atau kerja sama dengan pihak luar sering bertemu dengannya.

Profil IKS Dihapus

Data personal IKS sebagai akademisi Unair sudah tak ada lagi di laman Unair News.

Biasanya data personal mencakup daftar riwayat hidup mulai dari tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, hingga berbagai karya dan publikasi yang telah dilakukan.

Namun, sosok IKS masih sempat terlihat dalam banner laman khusus fkg.unair.ac.id. Dalam banner galeri tersebut, IKS tampak masih berpose bersama jajaran dekanat FKG.

Sayangnya, foto dekanat dengan masa jabatan hingga 2020 itu pada sore hari sekitar pukul 17.00, Selasa (4/4/2017) sudah tidak ditemukan lagi.

Dikonfirmasi SURYA.co.id, Dekan FKG Unair, R Darmawna Setijanto, belum mendapat Surat Keputusan dari rektorat terkait jabatan atau posisi IKS. Ia juga tak tahu adanya perubahan di laman FKG.

Sudah Dibebastugaskan

Ketua Pusat Informasi dan Humas, Suko Widodo, menjelaskan dihapusnya identitas IKS di laman Unair sebagai bentuk tindakan etika. Sehingga bisa menerapkan asas praduga tak bersalah dan menjaga perasaan keluarga IKS.

Sementara IKS telah dibebastugaskan dari jabatannya sebagai Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Gigi Unair. Tujuannya untuk memudahkan proses hukum yang dijalani IKS.

Pemkot Surabaya Dampingi Korban

Remaja diduga korban pelecehan seksual oleh IKS akan mendapat pendampingan dari Pemerintah Kota Surabaya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Ana Fajriyatin, mengatakan pendampingan korban bekerjasama dengan Pemprov Jatim.

"Yang ditunjuk untuk menerjunkan psikiater dari DP5A Jawa Timur. Sedangkan kita membantu melakukan pendampingan dan pendekatan ke keluarga dan teman-temannya," ucap Ana, Selasa (4/4/2017).

Sudah dua orang tim dari DP5A turun ke keluarga korban untuk mengetahui latar belakang keluarga dan kondisi anak.

"Sebab saat ini sudah mulai berkembang beritanya. Kami khawatir kalau adanya gunjingan akibat maraknya berita pelecehan seksual ini mempengaruhi mental anak," ucap Ana.

Pemkot Surabaya akan melakukan pendekatan ke teman-teman di sekolah tempat korban bersekolah. Saat ini teman-teman korban sudah mulai membicarakan korban.

"Sekarang sudah ramai di kalangan sekolah. Makanya kita dampingi juga agar jangan sampai anak mengalami bullying," ucap dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas