Bripka Ilham dan Dua Lansia Penghuni Gubuk Mungil, Begini Kehidupannya
Di gubuk 3x3 meter yang menumpang di tanah warga Kota Pekanbaru, tinggallah suami istri lanjut usia Siere (75) dan Rini (65). Ini kisah mereka.
Penulis: Budi Rahmat
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Di gubuk 3x3 meter yang menumpang di tanah warga Kota Pekanbaru, tinggallah suami istri lanjut usia Siere (75) dan Rini (65).
Gubuk kecil semi permanen itu melindungi keduanya dari panas, hujan, angin dan dingin. Selama ini mereka menampung air hujan di dalam parit yang berdekatan dengan gubuk mereka untuk kebutuhan mandi cuci dan kakus.
Tak ada yang dapat diharapkan lebih dari keduanya, karena untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka serba kekurangan.
Uang Rp 10 ribu sehari menjadi harapan keduanya dapat terus menyambung hidup. Uang tak seberapa ini didapat Siera hasil menjual pinang.
Sedangkan sang istri selama ini tak bisa jauh dari gubuknya karena sudah tak kuat berjalan. Tongkat selalu melekat di tangan Rini untuk menopang agar tubuhnya kokoh berdiri.
Kenyataan kehidupan memprihatinkan pasangan ini diketahui personel Bahabimkamtibmas Sidomulyo Timur, Bripka Ilham Nur.
Baca: Bripka Ilham Pemberi Harapan Zakaria, Bocah Penderita Hidrosefalus
Ia mendapati kehidupan miris pasangan yang tinggal di Jalan Kaswari, Sidomulyo Timur, Marpayon Damai, Kota Pekanbaru, ini setelah menyambangi rumah warga pada Jumat (7/4/2017).
Bersama Forum Kemitraan Polisi Masyarakat Mulya Bertuah, Bripka Ilham berupaya membantu pasangan ini lewat berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Informasi dari pihak RT setempat, intansi terkait (Dinas Sosial) sudah pernanh datang. Kemudian memberikan bantuan tongkat untuk Rini (istri Siera). Informasinya akan ditindaklanjuti," ujar Bripka Ilham.
Menurut dia kondisi keluarga ini begitu memprihatinkan. Mereka sudah tinggal di tanah yang warga pinjamkan sejak 1992 untuk bertahan hidup.
Penerangan di dalam gubuk juga dari bantuan warga. Acapkali penerangan tak bisa sepenuhnya karena aliran listri padam terang.
Menurut Bripka Ilham, yang membuat sedih adalah suami istri ini mengandalkan air hujan untuk kebutuhan MCK. Aliran air dalam parit ditampung lalu mereka pakai untuk mandi.
Kondisi parit tentu saja tidak bersih karena terdapat sampah-sampah. "Jika kering, mau tak mau air diminta ke warga lainnya," Bripka Ilham menambahkan.
Dari informasi Ilham, suami istri ini memiliki dua anak: satu berada di Jawa sedangkan satu lagi berada di Kabupaten Kampar.
"Anak-anak mereka hanya mengunjungi setahun sekali," ujar Ilham.
Dengan kondisi memprihatinkan itu, Bripka Ilham bersama sama FKPM berinisitif memberikan bantuan berupa sembilan bahan pokok.
Bripka Ilham berharap ada solusi yang diberikan pemerintah daerah bagi kehidupan suami istri lansia tersebut. "Setidaknya dalam masa tua keduanya hidup lebih layak," pinta dia.