Politikus PKS yang Dijemput Densus 88 di Mata Rekan-rekannya
Anggota DPRD Pasuruan, Muhammad Nadir Umar, dijemput personel Densus 88, dikenal tertutup untuk urusan pribadi tapi tidak untuk urusan sosial.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Galih Lintartika
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Anggota DPRD Pasuruan, Muhammad Nadir Umar, dijemput personel Densus 88 di Terminal 2 Bandara Juanda, Sabtu (9/4/2017) sore, membuat rekannya kaget.
Kasiman, rekan Nadir di Komisi IV DPRD Pasuruan, mengaku tidak mengetahui rinciannya. Ia hanya mendapat kabar Nadir ditangkap Densus 88 pasapulang dari Kuala Lumpur.
"Saya tahu dari media, saya tahu dari grup WA bahwa ustaz Nadir ditangkap Densus. Tapi apa persoalannya dan penyebabnya saya tidak tahu. Jujur saya tidak paham," kata Kasiman.
Ia terakhir bertemu Nadir pada Senin awal pekan lalu. Saat itu Nadir yang juga politikus PKS ikut rapat dengan anggota panitia khusus pembahasan rancangan peraturan daerah pemberantasan prostitusi di Kabupaten Pasuruan.
"Dia tampak segar dan bersemangat kala rapat pansus itu. Setelah pansus selesai, saya tidak tahu kabarnya, termasuk dia pergi ke Kuala Lumpur ini," ungkap Kasiman.
Nadir sosok yang ngotot dan ngeyel di DPRD Pasuruan. Ia kerap berteriak memperjuangkan hak rakyat, pola pikirnya sangat baik. Tak sekali dua Nadir memberikan usulan kreatif untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau punya pendapat Nadir ini berusaha kuat untuk mempertahankannya. Tapi ya begitu, sebelum berpendapat Nadir sudah memiliki dasar yang kuat," papar dia.
Politikus Gerindra ini menambahkan, Nadir sosok yang tidak neko-neko, sangat sederhana dan mudah bergaul dengan semua anggota DPRD Pasuruan.
"Orangnya baik. Tidak pernah ada permasalahan di dewan. Nadir kan juga Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Pasuruan," ungkap dia.
Terpisah, Wakil Ketua Umum PKS Kabupaten Pasuruan M Zaini mengaku bertemu Nadir terakhir 4 April lalu saat akan mengikuti pansus dan sempat saling sapa.
"Saya enggak tahu selanjutnya. Begitu semalam ada kabar seperti itu, saya langsung hubungi beliau. Tapi handphonenya mati sudah tidak aktif," kata Zaini.
Zaini tak mengetahui kegiatan yang dilakukan Nadir di Kuala Lumpur. Dia tidak berpamitan kepadanya.
"Saya kenal beliau sebagai sosok yang baik. Dia itu pendamping umrah di sebuah travel umrah dan haji. Tapi saya tidak tahu apa travelnya," imbuh dia.
Nadir memiliki sederet aktivitas di luar kegiatan sebagai anggota dewan. Ia aktif di sejumlah kegiatan sosial dan kegiatan-kegiatan yang mengusung pembelaan islam.
"Tapi saya tidak tahu pastinya. Karena, Nadir itu agak tertutup untuk urusan pribadinya. Tapi, urusan partai dan kegiatan di dewan ia orang yang sangat aktif," pungkas Zaini