Mbah Fanani Dibawa Pergi Orang Berpakaian Serba Putih, Jumlahnya Sekitar 11 Orang
Sugiyono atau biasa dipanggil Ono dan istrinya seketika terjaga dari tidur.Suara drum bergelimpangan terdengar nyaring di telinga.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS. COM, BANJARNEGARA - Sugiyono atau biasa dipanggil Ono dan istrinya seketika terjaga dari tidur.
Suara drum bergelimpangan terdengar nyaring di telinga.
Warga RT 1 RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, ini cepat bangkit dari ranjang.
Mereka langsung teringat Mbah Fanani, pria yang telah belasan tahun menetap di sebuah tenda di depan rumah.
Ada dua drum di dalam tenda Mbah Fanani di antara sejumlah perkakas lain.
Malam itu juga, untuk kali pertama, Ono mendengar pertapa fenomenal ini mengeluarkan suara layaknya minta tolong.
"Saya dan istri langsung bangun karena mendengar suara drum rubuh. Mbah Fanani juga berteriak, 'Au-au.' Seperti minta tolong," kata Ono, Kamis (13/4/2017).
Ono dan istrinya berlari menuju tenda.
Mereka kaget melihat tenda sudah kosong.
Mbah Fanani rupanya telah berada di dalam mobil.
Mobil itu buru-buru tancap gas.
Ono tak membiarkannya, dia mengejar mobil tersebut yang sudah bersiap melaju.
Ia menggedor kendaraan mewah tersebut dan meneriaki pengemudi.
"Mobil itu sudah akan jalan saja, akhirnya saya gedor. Mobil berhenti dan pintu dibuka," tuturnya kepada Tribunjateng.com.
Pembawa Mbah Fanani berjumlah belasan, berpakaian serba putih.
Mereka berbaju lengan panjang putih, bersarung putih, dan berpeci putih.
Ono mempertanyakan sikap mereka terhadap Mbah Fanani.
Kepada Ono, mereka mengaku sebagai pihak keluarga.
Mendengar pengakuan itu, dia tak kuasa menahan niat orang-orang tersebut. (bagian pertama/bersambung)