Ternyata Ini yang Menyebabkan Petani Harus Berperahu Saat Pergi ke Sawah
Perahu itu, kata dia, memang sarana para petani yang berangkat menuju sawah yang berdampingan dengan rawa.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA - Sembilan petani tewas setelah perahu yang mereka tumpangi terbalik di tengah-tengah Rawa Anggararahan, Desa Jatiraga, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Kamis (13/4/2017) pukul 07.00 WIB.
Sebanyak 20 petani dan seorang pengemudi menaiki perahu berukuran 5x2 meter.
Mereka menyeberangi rawa menuju sawah yang ada di area persawahan Desa Jatiraga.
"Sawah itu berdampingan dengan rawa. Mereka menyeberangi rawa karena memang tidak ada jalan," kata Kapolsek Jatitujuh, AKP Asep Supriyadi, kepada Tribun melalui sambungan telepon, Kamis (13/4/2017).
Menurut Asep, petani hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk menuju sawah dengan menyeberangi rawa.
Baca: Sembilan Petani Tewas di Majalengka, Pengemudi Perahu Diamankan
Jika tak menyeberangi rawa, petani harus mengambil jalan memutar yang jaraknya bisa mencapai enam kilometer.
"Kalau menyeberangi rawa jaraknya cuman 150 meter," kata Asep seraya menyebut perahu terbalik ketika baru menempuh 1/3 perjalanan.
Asep mengatakan, penggunaan perahu itu memang sudah berlangsung lama.
Perahu itu, kata dia, memang sarana para petani yang berangkat menuju sawah yang berdampingan dengan rawa.
"Jadi posisi sawahnya itu satu kawasan dengan kebun tebu, rawa, dan persawahan," ujar Asep seraya menyarankan pemerintah memberikan solusi untuk masyarakat.
Baca: Rutinitas Bertani Itu Tiba-tiba Jadi Bencana, 7 Jenazah Ditemukan di Majalengka
Sebab masyarakat masih mengandalkan perahu untuk menuju sawah. "Masyarakat kan awam, minimalnya pemerintah bisa memberikan fasilitas jalan," kata Asep.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.