Alex Noerdin Sayangkan Aksi Oknum Polisi Main Berondong Satu Keluarga
Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH sangat menyayangkan sekali aksi penembakan terhadap satu keluarga yang dilakukan oknum polisi di Lubuklinggau.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH sangat menyayangkan sekali aksi penembakan terhadap satu keluarga yang dilakukan oknum polisi di Lubuklinggau.
"Kita menyayangkan bisa terjadi seperti itu. Sayang sekali itu diberondong macam itu. Untung dalamnya dak katek mertuo kito. Kalau ado mertuo kito cakmano," ujar Alex Noerdin usai Rapat Paripurna XXIV DPRD Provinsi Sumsel dengan agenda, Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan dan Penelitian Pansus-Pansus DPRD Provinsi Sumsel terhadap LKPJ Gubernur Sumsel Tahun 2016, Rabu (19/4/2017).
Orang nomor satu di Bumi Sriwijaya ini berharap pihak kepolisian bisa mengungkap kasus yang sudah menyedot perhatian banyak orang karena dinilai seperti 'koboi'.
"Tetapi lebih baik tunggu hasil dari penyidikan yang dilakukan oleh Polda. Polda sudah dikirim ke situ. Apakah ini salah prosedur apa menyalahi SOP, menyalahi dan lain sebagainya," ujar Alex yang juga Ketua DPD 1 Partai Golkar Sumsel.
Terkait aksi penembakan terhadap satu keluarga ini, Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga melalui Wakapolres Kompol Andi Kumara yang didampingi Kasat Reskrim AKP Ali Rojikin, memberikan pernyataan resmi.
Dikatakan, peristiwa yang terjadi pasa Selasa (18/4/2017) sekitar pukul 10.00 pagi itu berawal dari razia rutin terprogram yang dilakukan anggota. Menurutnya, razia itu bukan asal-asalan, dan untuk mengantisipasi kejahatan 3C dengan lokasi yang sudah ditentukan.
Sebelum kegiatan, anggota sudah di APP terlebih dahulu, termasuk masalah penggunaan senjata api. Dimana kalau tidak terpaksa betul, maka jangan gunakan senjata api.
Dilanjutkan, setelah kegiatan berlangsung, anggota melihat ada kendaraan sedan warna hitam BG1488ON tak mau dihentikan. Bahkan menurutnya, sempat mau nabrak anggota. Karena curiga, anggota kemudian melakukan pengejaran menggunajan mobil polisi. Namun menurutnya, pengemudi sedan bukannya pelan atau berhenti, tapi malah melaju kencang dan lampu merah juga diterobos. Sehingga memang sempat terjadi aksi kejar-kejaran di jalan raya.
"Sampai didepan Bank Mandiri Simpang Periuk, mobil itu berhenti dan anggota keluarkan tembakan disitu, setelah sebelumnya ada tembakan peringatan," ujar Kompol Andi Kumara.
Dilanjutkan, anggota kemudian meminta agar kaca mobil yang berwarna gelap diturunkan. Namun tetap kacanya tak mau dibuka. Sehingga anggota melepaskan tenbakan.
"Anggota curiga kaca gelap, setelah terjadi (tembakan kedalam mobim-red) ternyata didalam tidak seperti dugaan kita. Anggota awalnya memang sudah curiga, dihentikan tidak mau, dikejar malah ngebut zig zag dan membahayakan pengguna jalan lainnya. Jangan-jangan pelaku 3C," ujarnya.
Terkait tembakan yang dilepaskan anggota yang mengakibatkan satu korban tewas dan lima lainnya luka-luka, ia mengatakan urgenai tembakan ada atura tersendiri.
Karena itu, anggota di lapangan sudah ditempatkan di tempat khusus dan akan diperiksa oleh tim dari Polda Sumsel yang datang malam ini ke Polres Lubuklinggau.
"Pemeriksaan awal sudah, tapi nanti ada dari Polda yang datang memeriksa anggota," katanya.
Terkait dengan mobil sedan yang dikejar anggota, ternyata nomor polisinya bodong atau tidak sesuai dengan nomor aslinya.
Setelah diperiksa didalam mobil, nomor aslunya ada yaitu plat nomor Jakarta sesuai denga surat-surat kendaraan.
Terkait hal ini, juga akan dilakukan pemeriksaan dan diselidiki kembali, mengapa kendaraan tersebut dipasang plat palsu. Dan itu menunggu korban sehat, akan diperiksa secara mendalam termasuk pengemudinya dilakukan tes urine.
"Terhadap musibah ini kami sangat berduka. Dan kami akan serius mengungkap kasus ini, sebagaimana mestinya. Mana yang salah mana yang benar. Korban yang meninggal sudah kami antar ke keluarganya, saya sendiri yang mengantarkan, ini baru pulang," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.