Bikin Terenyuh, Sepekan Sekali Wanita Ini Gendong Putrinya Berusia 25 Tahun untuk Pengajian
Kasih sayang seorang ibu di Magelang, Jawa Tengah, terhadap anaknya bisa membuat terharu siapa saja yang melihatnya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Kasih sayang seorang ibu di Magelang, Jawa Tengah, terhadap anaknya bisa membuat terharu siapa saja yang melihatnya.
Dengan susah payah, wanita itu menggendong anaknya yang sudah berusia kurang lebih 25 tahun untuk mengajaknya pergi pengajian.
Kisah menyentuh wanita itu diungkapkan oleh netizen Dewi Roro Riyadi di grup Berita Wong Magelang, Selasa (18/4/2017).
Di postingannya Dewi menuturkan, wanita tangguh itu sehari-harinya membuat rengginang untuk dititipkan di warung-warung.
Sepekan sekali, ia menggendong anaknya yang sudah berusia hampir 25 tahun untuk pergi pengajian. Tak hanya jarak 10 atau 20 meter wanita itu menggendong anaknya.
Namun, ia menggendong anak gadisnya hingga 500 meter menuju tempat pemberhentian angkutan umum.
Itupun ia tak bisa dengan mudah langsung memperoleh angkutan umum karena banyak yang menolaknya.
Tak diketahui secara pasti apa alasannya. Namun, anak wanita tersebut memang tak dapat menekuk kakinya sehingga memerlukan tempat yang luas saat di angkutan.
Meskipun demikian, ia tak menyerah untuk mengajak anaknya pergi ke pengajian.
Sebenarnya tulis Dewi, wanita itu masih memiliki anak yang sudah menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Namun sudah 15 tahun ini, anak laki-laki wanita itu tak pernah memberi kabar. Berikut postingan lengkap Dewi.
"Seorang ibu yang sangat kuat. Kuat hatinya muat tenaganya. Beliau adalah tetangga desa saya di salah satu dusun di kecamatan Candimulyo.
Pekerjaan beliau sehari-harinya membuat rengginang yang biasanya dititipkan di warung-warung kecil. Setiap minggu pagi putrinya di gendong dr rumah menuju pangkalan angkot (pertigaan cdm). Beliau selalu ikut pengajian di pon-pes An Najach (Koripan). Jarak dari rumah menuju pangkalan sekitar 500m. Terlihat rasa lelah ketika menggendong putrinya itu, usia putrinya saat ini berkisar 25 thn. Namun beliau tak pernah mengeluh. Tak jarang angkot yang menolak untuk ditumpangi beliau, entah mengapa. Mungkin karena keadaan putrinya yang butuh banyak tempat ketika duduk karena tidak bisa menekukan kakinya (terkadang pula duduk di pintu angkot).
Beliau juga mempunyai seorang putra yang berprofesi sebagai TNI yang kini bertugas di Merauke. Namun semenjak keberangkatannya hingga kini belum juga pulang (sudah sekitar 15 tahun). Dulu masih sempat kasih kabar untuk keluarga di kampung, namun sudah lama ini tak pernah kasih kabar apapun. Namun beliau bukan malah marah kepada anaknya itu, tetapi beliau senantiasa terus prihatin untuk anaknya yang jauh di sana. Puasa Senin-Kamis rutin beliau kerjakan, sholat malam & selalu ikut pengajian (terutama di minggu pagi).